” BARU-BARU ini mantan birokrat legend di Blora, Bambang Sulistya, mengungkapkan, selama ini, belum ada Bupati di Blora yang begitu menggiatkan sholawatan di seantero Blora, seperti Arief Rohman. Menurutnya, selama 3,5 tahun memimpin Blora, Mas Arief juga getol mengupayakan upaya pelestarian budaya tradisional di Blora begitu masiv. Mulai dari barongan, pedalangan, hingga tayub dan seni tradisional lainnya. ”
DALAM sebuah kesempatan berbincang secara imajiner dengan Mas Arief Rohman sekitar 1 jam, ikut jagong gayeng beberapa orang yang selama ini dekat dengan Bupati Blora yang saat ini tengah cuti kampanye lantaran ikut maju di Pilkada Blora, tiba-tiba muncul perkataan dari sosok orang dekatnya, tentang bagaimana menyikapi fitnah yang belakangan ini menyasar ke Mas Arief.
” Sholawatin aja Om, biar yang suka fitnah dibukakan mata hatinya untuk segera sadar. Dan diampuni semua dosa-dosanya oleh Allah,” ucap orang dekat tersebut, menirukan nasehat Mas Arief.
Sontak, dalam benak saya muncul beberapa pertanyaan. Satu diantaranya, apakah ini yang membuat banyak orang memandang sebelah mata bahwa Mas Arief hanya mementingkan sholawatan saja, sementara sektor-sektor budaya lain terlupakan.
Pertanyaan lain muncul di benak saya, seberapa dahsyat manfaat sholawatan, sehingga dalam menghadapi fitnah, Mas Arief, anjurkan untuk memperbanyak sholawat agar orang yang menebar fitnah segera dibukakan mata hatinya dan diampuni dosa-dosanya.
Biasa, googling, dan ternyata, mendapat banyak informasi tentang manfaat sholawatan.
Kita memang dianjurkan untuk memperbanyak membaca shalawat Nabi dalam kehidupan sehari-hari. Keutamaannya sangat penting, mulai dari menghapus dosa hingga terpenuhinya hajat. Membaca shalawat dapat dilakukan kapan saja, baik sebagai dzikir setelah shalat atau kapanpun untuk mengisi waktu luang.
Seperti dilansir di detik.com, berikut keutamaan membaca Sholawat. Salah satunya, bisa jadi kunci terkabulnya doa.
Membaca sholawat termasuk wujud menaati perintah Allah SWT sebagaimana telah disebutkan dalam surat Al-Ahzab ayat 56.
Selain itu, akan mendapat balasan 10 sholawat dari Allah SWT sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Orang yang bersholawat kepadaku satu kali, Allah akan beri sholawat kepadanya sepuluh kali.” (HR Muslim).
Derajatnya diangkat sepuluh derajat oleh Allah SWT sebagaimana dalam hadits Nabi SAW yang berbunyi, “Barang siapa bersholawat satu kali saja, Allah SWT akan memberinya sepuluh rahmat sama dengan sepuluh derajat baginya.”
Orang yang bersholawat satu kali akan dituliskan sepuluh kebaikan dan dihapuskan sepuluh keburukan darinya.Membaca sholawat nabi menjadi kunci terkabulnya doa di sisi Allah SWT. Karena itulah, umat Islam dianjurkan untuk mengawali doa dengan membaca sholawat.
Sholawat akan mendatangkan syafaat dari Rasulullah SAW bagi orang yang membacanya, disamping .akan mencukupkan apa yang diinginkan seseorang. Juga dengan Sholawat, menjadikan seorang hamba dekat dengan Rasulullah SAW pada hari kiamat kelak.
Sholawat dapat menjadi bentuk sedekah bagi orang yang tidak mampu bersedekah. Sholawat kepada Rasulullah SAW yang dibaca dengan ikhlas dapat mempermudah hajat seseorang.
Sholawat memberikan kebaikan pada suatu majelis dan penghuninya tidak akan mendapat kerugian pada hari kiamat. Dapat mendatangkan keberkahan serta mencegah seseorang dari kefakiran dan sifat kikir.
Sholawat mengandung zikir kepada Allah SWT untuk mensyukuri segala nikmat-Nya, dengan membaca sholawat nabi juga akan menghindarkan seseorang dari sifat lupa. Sebab, melalui sholawat seseorang akan terus mengingat Allah SWT.
Termasuk, sholawat kepada Rasulullah SAW dari umatnya ialah doa. Semakin banyak seorang muslim bersholawat, maka semakin cinta kita kepada Nabi dan Allah SWT pun akan mencintai kita.
Melestarikan Budaya
Cukup gayeng, sekitar satu jam ngobrol bareng dengan Mas Arief , yang selama cuti kampanye ini tetap rutin terjun ke masyarakat.
Disaat pikiran masih melayang tentang manfaat sholawatan, Mas Arief tiba-tiba nyeletuk, ”di kepemimpinan saya melestarikan budaya tradisional khas Blora, wajib hukumnya. Dan tidak sekedar berteori, bisa dilihat apa saja yang sudah saya lakukan demi lestarinya budaya tradisional yang ada di Blora,” ungkapnya.
Soal sholawatan dan pelestarian budaya selama kepemimpinan Arief Rohman, juga diakui oleh mantan Sekda Blora yang saat ini menjadi Ketua PWRI Blora, Bambang Sulistya.
Baru-baru ini mantan birokrat legend di Blora ini, mengungkapkan, selama ini, belum ada Bupati di Blora yang begitu menggiatkan sholawatan di seantero Blora, seperti Arief Rohman. Menurutnya, selama 3,5 tahun memimpin Blora, Mas Arief juga getol mengupayakan upaya pelestarian budaya tradisional di Blora begitu masiv. Mulai dari barongan, pedalangan, hingga tayub dan seni tradisional lainnya.
” Satu bukti Pak Arief konsen di pelestarian budaya tradisional Blora, adalah dengan digelarnya seni tayub yang melibatkan sekitar 3.000 penari tayub. Ini kalau mau dicatatkan MURI, pasti akan masuk pencapaian rekor MURI,” tandas Bambang Sulistya baru-baru ini.
Bukti lainnya, di prosesi pengambilan nomor urut pasangan calon Pilkada Blora, sejumlah kelompok kesenian daerah mengiringi pasangan ASRI menuju ke lokasi pengambilan nomor urut pasangan calon. Mulai dari Barongan, kelompok sedulur sikep, termasuk kelompok Seni Tayub.
Diketahui, selama kepemimpinan Arief Rohman, pementasan wayang kulit rutinan setiap sebulan sekali yang dahulu digelar setiap malam Jumat Pon di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, dan sempat berhenti, dihidupkan kembali.
Hanya, untuk hari pementasan ada perubahan. Jika semula setiap malam Jumat Pon, pementasan wayang kulit dengan menampilkan dalang- dalang lokal Blora, akan dihelat setiap malam Sabtu Pon.
Arief Rohman mempersilahkan agar Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Kabupaten Blora bisa mengatur jadwal pementasan wayang kulit dengan menampilkan dalang- dalang lokal Blora.
Menurutnya, kegiatan tersebut untuk melestarikan seni budaya tradisional sekaligus regenerasi seniman di Kabupaten Blora. Untuk itu harus terus didukung dan dilanjutkan pentas wayang kulit yang beberapa waktu lalu sempat terhenti karena ada pandemi.
Sebagai bentuk pelestarian seni tayub yang merupakan kesenian tradisional khas Blora, di Blora Culture Festival 2024 yang digelar baru-baru ini, disuguhkan gelar tari tayub massal yang melibatkan sekitar 3.000 penari dari berbagai elemen masyarakat di Blora, di lapangan Kridosono,. Tepatnya, di hari Sabtu (7/9/24).
Bahkan, Arief Rohman dan Forkompimda ikut joget bersama ribuan penari tayub lainnya. Suasana semakin terasa dengan kesenian tradisional khas Blora, lantaran juga bersamaan dengan itu juga ada gelar seni Rampak Barongan
Kepada generasi muda, Mas Arief berpesan agar turut menjaga dan melestarikan warisan budaya leluhur. “Sebagai generasi muda, kita harus Nguri-uri kebudayaan yang menjadi warisan leluhur kita. Dengan budaya, kita bisa bersatu, rukun, dan kompak,” pesannya. ***
Editor : Daryanto