Luar Daerah
Seiring dengan waktu, produk tusuk sate Marjuanto berhasil menembus pasar di kawasan Rembang, Grobogan, dan beberapa kawasan di Blora. Akan tetapi, Marjuanto lebih memilih pasar di luar daerah supaya produk tusuk sate tradisional tetap laku.
“Kita memilih pasar luar daerah saja, supaya yang tradisional juga tidak mati. Intinya sama-sama jalan. Kita bukan mengejar profit saja, kita juga ingin usaha ini semakin berkembang dan secara nyata meningkatkan penghasilan pekerja,” paparnya.
Apa yang dikatakan Marjuanto tidak hanya sekedar pemanis. Terbukti, di musim kemarau seperti sekarang ini, ketika banyak petani meletakkan cangkul lantaran tidak ada air untuk menggarap sawah, bekerja sampingan membuat tusuk sate bisa menopang kebutuhan rumah tangga.
”Ya bisa dibilang ini kerja nyambi (sampingan), selagi libur dari kegiatan bertani. Tapi alhamdulillah cukup layak mas, untuk biaya hidup sehari-hari. Untuk tiap kilonya, kita jual seharga Rp 10-15 ribu. Dan rata-rata tiap minggu kita jual sampai 4 kwintal,” tandasnya.
Apa yang dilakukan Marjuanto patut diacungi jempol, karena usahanya mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga yang ada di sekitarnya. Untuk itu wajar jika ia berharap adanya perhatian dan dukungan dari Pemkab Blora. *)