Oleh : Daryanto
” DAN terbukti tuah diplomasi kuliner ala Bupati Blora, Arief Rohman itu cukup ampuh dampaknya untuk pembangunan di Blora. Dalam dua tahun terakhir ini, Kabupaten Blora mendapat perhatian luar biasa dari Pemerintah Pusat dalam hal pembangunan. Mulai Bandara, Bendungan hingga Jalan. ”
BUPATI yang satu ini, H. Arief Rohman, benar-benar tak pernah lelah untuk memanfaatkan diplomasi kuliner dalam rangka membangun Blora. Hampir semua pejabat pusat, atau tamu-tamu mulai dari kementerian, group musik dan sejumlah pihak lainnya (tamu dari pusat), saat berkunjung ke Blora pasti diajak untuk menikmati kuliner ikonik Blora.
Kuliner ikonik Blora itu diantaranya, lontor opor Ngloram, Sate Daman, Soto Kletuk Soto Kletuk Pak Galo, Ayam Bakar Mak Gogok, dan sejumlah kuliner lainnya khas Blora.
Baru-baru ini, saat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, berkunjung ke Bojonegoro dan mendarat di lapangan Ngloram, Cepu, Blora, Bupati Blora, H. Arief Rohman, mengajak rombongan Menteri PUPR dan rombongan, untuk menikmati kuliner ikonik Blora
Dan terbukti tuah diplomasi kuliner itu cukup ampuh dampaknya untuk pembangunan di Blora. Dalam dua tahun terakhir ini, Kabupaten Blora mendapat perhatian luar biasa dari Pemerintah Pusat dalam hal pembangunan.
Bahkan, mendapat sejumlah jatah Proyek Strategi Nasional (PSN). Sebut saja pembangunan Bandara Ngloram, Bendungan Randugunting di Desa Kalinanas, Kecamatan Japah. Juga Bendungan Karangnongko di Sungai Bengawan Solo yang dianggarkan dari Pemerintah Pusat sebesar Rp 1 triliun lebih. Rencananya groundbreaking akan dilakukan bulan Oktober ini juga.
Termasuk satu bendungan lagi, yakni Bendungan Cabean, proyek infrastruktur bendungan dari Pemerintah Pusat juga hadir di Blora. Kali ini akan dibangun di wilayah Kecamatan Todanan. Pemerintah Pusat mengalokasikan anggaran Rp 571 miliar untuk membangun Bendungan Cabean. Pembangunan akan dilaksanakan bertahap tahun jamak mulai 2023 hingga ditargetkan selesai pada 2027.
Lantaran adanya beberapa PSN di Blora, dalam sebulan Presiden Joko Widodo datang ke Blora hingga dua kali. Yakni, pada Desember 2021 Presiden Jokowi meresmikan Bandara Ngloram, Cepu. Lalu pada awal Januari 2022, Jokowi kembali menyambangi Blora untuk meresmikan Bendungan Randugunting, di Kecamatan Japah.
Blora selama ini dikenal sebagai salah satu pusat sumber energi di negeri ini. Selain itu, sebagai penghasil kayu jati berkualitas terbaik di Indonesia. Hanya, karena sederet aturan yang ada, potensi unggulan itu tidak bisa maksimal untuk memajukan Blora secara pesat.
Potensi kuliner yang ada di Blora pun begitu dahsyat, mempunyai cita rasa otentik yang tidak ditemui di daerah lain, dan potensi itu terus dimaksimalkan. Skema Gastrodiplomasi itu terbukti manjur. Sebuah diplomasi publik dengan memanfaatkan kekayaan kuliner dengan tujuan membuat narasi makanan yang ada di Blora bisa dikenal oleh pejabat pusat (menasional).
Gastrodiplomasi ini memang unik, dengan memanfaatkan potensi kuliner yang ada Blora, seperti Lontong Opor Ngloram, Kopi Santan, Soto Kletuk Pak Galo, Sate Daman, dan Ayam Bakar Mak Gogok, dipakai untuk menjamu setiap pejabat pusat yang datang ke Blora. Sembari promosi kuliner yang ikonik itu, akan terjadi dialog persuasif untuk mempengaruhi keputusan atau kebijakan pemerintah pusat demi memperhatikan Blora.
Cukup Ampuh
Strategi itu terbukti ampuh. Beberapa Menteri yang berkunjung ke Blora akan ketagihan datang ke Blora lagi untuk mencicipi kuliner yang ada. Ada Menteri Sekretaris Negara, Menteri PUPR, Menteri Perhubungan, Menteri Desa, Menteri LHK, Menteri BUMN, dll.
Diplomasi yang menggunakan instrumen makanan atau tata boga merupakan sebuah pemahaman lintas budaya. Pemahaman lintas budaya tersebut memiliki peran yang penting demi menindaklanjuti sebuah keputusan penting dalam rangka memajukan Blora.
Selain kepentingan diplomasi, gastrodiplomasi juga berperan penting untuk meningkatkan brand awareness Blora. Dengan membawa makanan atau tata boga ke dalam tataran diplomasi, semakin banyak pejabat pusat, pengusaha, diaspora yang ingin mengulang datang ke Blora.
Followup-nya, ada banyak yang ingin berinvestasi di Blora, seperti mendirikan hotel dan melahirkan perhatian Pemerintah Pusat untuk Blora. Yang terbaru, pada 2023 Blora mendapat dana Inpres yang barangkali terbesar dibanding daerah lain di Jateng. Dua ruas jalan di Blora Selatan, yakni Jalan Temulus (Randublatung) – Sumber (Kradenan), dan jalan Wulung (Randublatung) – Klatak (Jati), yang rusak bertahun-tahun sudah mendapat bantuan pembangunan dari pusat senilai hampir Rp 50 miliar.
Lalu, pengajuan anggaran pembangunan jalan kabupaten ruas Randublatung – Getas, tembus Ngawi, Jatim, telah disetujui Pemerintah Pusat (Kementerian PUPR) melalui dana Inpres Jalan 2023. Pembangunan akan dilakukan dua seksi, dengan total anggaran Rp 53,7 miliar. Pada akhir September 2023 sudah masuk kontrak.
Khusus untuk pembangunan jalan kabupaten ruas Randublatung – Getas, tembus Ngawi, Jatim, yang telah disetujui Pemerintah Pusat (Kementerian PUPR) melalui dana Inpres Jalan 2023, ini benar-benar Sejarah untuk Blora.
Betapa upaya untuk membangun jalan yang berefek membuka keterisoliran desa tengah hutan dilakukan puluhan tahun, dan akhirnya terwujud di saat kepemimpinan Bupati Arief Rohman.
Tidak hanya jalan kabupaten saja, jalan provinsi di Kabupaten Blora yang menjadi penghubung utama menuju Semarang juga ikut menerima Anggaran Inpres Jalan 2023. Nilainya Rp 40 miliar lebih untuk perbaikan Jl. Purwodadi – Blora. Ini merupakan hasil sinergi Pemkab yang telah mendorong DPUBMCK Jateng untuk ikut mendorong pengajuan infrastruktur jalan provinsi yang ada di Kabupaten Blora ke Kementerian PUPR. ***