Totalitas Puntadewa Merebut Wahyu Tohpati

oleh -243 Dilihat
oleh
Illustrasi : Istimewa
Ucapan pelantikan Dewan

Oleh : Daryanto

” SAMA sebetulnya Werkudara, kalau Wahyu Tohjali waktu itu, rencana Bethara Guru membuat para dewa, terutama Bethara Narada terhenyak mengingat sejak awal dan sesuai dengan suratan, Wahyu Tohjali diperuntukkan Bagi Arjuna. Sementara itu, untuk Wahyu Tohpati, Dewa Srana akan melakukan terobosan-terobosan agar Wahyu Tohpati tidak jatuh pada diri saya. Semua cara akan dilakukan Dewa Srana, untuk itu memang saya harus tetap waspada dan akan totalitas,” panjang lebar Puntadewa menjelaskan. ”

Bupati Blora

KALAU di jaman wayang kuno, yang ada adalah peristiwa Wahyu Tohjali. Sosok wayang yang menerima wahyu yang berasal dari kata “Toh” dan “Jali”, Toh berarti pertaruhan, sedangkan Jali merupakan akar kata dari “jalu” yang artinya anak, adalah Arjuna. Karena memang sejatinya, jauh sebelum dilahirkan, para dewa sudah nggadhang-nggadhang pada saatnya nanti Arjuna akan mendapatkan Wahyu Tohjali.

Waktu itu perebutannya memang luar biasa, untuk mendapatkan itu Arjuna haru berdarah-darah. Belajar dari pengalaman itu, Prabu Kresna selaku penasehat Pandawa keluarkan maklumat, yakni Puntadewa harus merebut Wahyu Tohpati di Pilkada Amarta 2024.

Prabu Kresna berpesan, jangan terlena dengan wacana Calon Tunggal, menyusul belakangan ini muncul kabar bahwa ada beberapa sosok yang akan ikut kontestasi di Pilkada Amarta. Sehingga besar kemungkinan nantinya akan ada tiga pasang calon yang bertarung untuk memperebutkan Singgasana Raja Amarta.

” Katanya Catung, Sang Prabu, mosok nantinya akan ada tiga pasang. Kalau memang iya, berarti anak mantan Raja Amarta akan ikut maju, termasuk sosok Wakil Raja yang pernah memerintah 15 tahun lalu juga akan maju. Wah ini ramai Sang Prabu,” tanya Werkudara saat njagong sama Kresna.

” Kabar terakhir memang demikian, Untuk itu, tolong kamu dan seluruh Pandawa berikut rakyat wayangmu harus membantu mati-matian bagaimana Puntadewa bisa merebut Wahyu Tohpati,” jawab Kresna.

” Kok Wahyu Tohpati. Memang itu wahyu apaan, soale setahu saya yang ada Wahyu Tohjali.”

” Ketahuilah Werkudara, Wahyu Tohpati itu sebenarnya terinspirasi dari Wahyu Tohjali, yang waktu itu Arjuna haru berdarah-darah untuk mendapatkan wahyu Tohjali. Dengan kata lain, serupa untuk wahyunya, hanya saja berinkanarsi menjadi Wahyu Tohpati, karena menyesuaikan jamannya.”

” Untuk tujuannya Sang Prabu terkait Wahyu Tohpati itu ? Apakah sama yanki nantinya akan menciptakan generasi di Amarta yang selalu mengerjakan ketaatan. Sehingga dengan ketaatannya itu membahagiakann orang tuanya di dunia dan akhirat ?”

” Betul sekali. Hanya pesan saya, kerahkan seluruh kekuatan dan kesaktian yang ada untuk merebut Wahyu Tohpati. Karena sejatinya saudaramu Puntadewa sedang menghadapi kedzoliman, nafsu angkara murka, dan keserakahan. Rawe-rawe rantas malang-malang putung pokoknya.”

Baca Juga :  Saatnya Blora Melesat

Jelang Pilkada di Amarta, akhir-akhir ini ada kejadian yang cukup mengundang perhatian publik. Betapa tidak, Dewa Srana yang penggede salah satu Partai di Amarta, tiba-tiba membuat statement di berbagai media yang ada di Amarta, bahwa dirinya akan merebut Wahyu Tohpati itu. Akan membuat poros tandingan untuk merubah wacana adanya Calon Tunggal di Pilkada Amarta, dan dirinya dipastikan akan menandingi Puntadewa.

Tidak hanya itu, jika di Wahyu Tohjali, Dewa Srani membujuk Bethara Guru supaya memberikan wahyu itu kepada anaknya, Yakni |Dewa Srani, di perebutan Wahyu Tohpati, sosok Dewa Srana menyatakan bahwa akan mengusung anaknya untuk maju di Pilkada.

” Pokoknya Partai Saya Tidak Untuk Dijual. Partai saya akan mengusung kader dari internal partai. Saya akan membuat poros untuk merubah wacana Calon Tunggal yang tidak baik untuk iklim demokrasi,” tandas Dewa Srana berapi-api seperti dimuat di banyak media yang ada di Amarta.

Belum diketahui pasti, apakah rencana Dewa Srana itu kelak akan berhasil, statemennya itu membuat wacana lain jelang Pilkada di Amarta. Publik pun sudah ramai memperbincangkan itu, dan memprediksi Pilkada Amarta akan ramai nantinya, dan pertarungannya akan sengit, karena apapun Dewa Srana pernah menjadi Raja di Amarta, dan kini menjadi Ketua salah satu Partai di Amarta, tentu mempunyai jaringan yang luar biasa.

Jika publik heboh, tidak demikian Puntadewa. Dia tampak santai menanggapi rumor yang berkembang di luaran, dan memastikan bahwa power yang digandeng di Pilkada Amarta, yakni Trikandi, akan mengatasi keadaan. ”Biarlah, semua sudah terkondisi, dan lagi mungkin Dewa Srana tidak update perkembangan situasi di Pusat Kadewatan,” ungkapnya kepada Werkudara yang sempatkan silaturahmi kepadanya.

” Jangan begitu Kakanda Puntadewa. Apapun perkembangan yang ada, salah satunya Dewa Srana menyatakan, bahwa partainya akan mengusung calon dari internal partai, dan bahkan kabar yang tersiar akan berkoalisi dengan Partai lain di Amarta yang mempunyai 5 kursi, dia akan mengusung anaknya,” Werkudara menasehati.

” Kamu itu lho Dara, kok logikamu tidak jalan. Kalau Dewa Srana menyatakan akan mengusung calon dari internal partai, dan menyebut anaknya akan diusung, pertanyaannya, apakah anak Dewa Srana itu kader dari Partai yang dipimpin Dewa Srana?”

Sampai disini, Werkudara menyadari bahwa memang kekhawatirannya itu tidak berdasar, ”lha kepastiannya bagaimana Puntadewa. Apakah calon pasanganmu, Trikandi nantinya positif akan diusung oleh Partai yang di Amarta dipimpin Dewa Srana?” tanyanya.

”Begini,” Puntadewa mempersilahkan Wekudara jangan terlalu bernafsu menghadapi rumor yang ada. Dikatakan, Trikandi saat ini itu sudah kader Partai yang dipimpin oleh Dewa Srana, dan yang menjadikan Trikandi sudah ber KTA Partai yang dipimpin oleh Dewa Srana itu adalah pusat. ”Sudahlah, jangan terlalu dirisaukan riak-riak kecil yang ada,” Puntadewa menasehati.

Baca Juga :  Setyaki Gugat

Tanpa menunggu jawaban Werkudara, Puntadewa mengatakan, bahwa skenario besar Pilkada di Amarta itu sudah diatur di Pusat Kadewatan. Sangat bisa dimaklumi, jika apa yang terjadi di pusat itu tidak diketahui publik yang ada di Amarta. Dampaknya, rumor, isu yang berkembang semakin tak terkendali.

” Kamu apakah mendengar bahwa Dewa Srana membujuk adik Trikandi untuk ikut maju Pilkada Amarta?”

” Belum sama sekali Puntadewa. Wah ini skenario dan niatan politik apa lagi ? Kalau memang benar adanya, berarti Dewa Srana sengaja ingin menghembuskan opini bahwa keluarga Trikandi serakah dan haus kekuasaan?”

” Benar sekali Werkudara. Untuk itu sepakat dengan apa yang dinasehatkan oleh Prabu Kresna, untuk sadumuk bathuk sanyari bumi, rawe-rawe rantas, malang-malang putung. Saya akan merebut Wahyu Tohpati.”

Puntadewa pun lantas panjang lebar mengatakan, doal kemiripan lakon wayang pakem |Wahyu Tohjali dengan lakon Wayang Milenial Wakyu Tohpati.

Dikatakan, di lakon Wahyu Tohpati, keinginan Dewa Srana untuk berkuasa kembali di Amarta, sehingga cukup berapi-api untuk merebut Wahyu Tohpati untuk anaknya. Kemiripannya dengan wahyu Tohjali, karena bujukan Bethari Durga, Bethara Guru berjanji untuk memberikan Wahyu Tohjali kepada Dewa Srani, yang anak Bethari Durga.

” Sama sebetulnya Werkudara, kalau Wahyu Tohjali waktu itu, rencana Bethara Guru membuat para dewa, terutama Bethara Narada terhenyak mengingat sejak awal dan sesuai dengan suratan, Wahyu Tohjali diperuntukkan Bagi Arjuna. Sementara itu, untuk Wayu Tohpati, Dewa Srana akan melakukan terobosan-terobosan agar Wahyu Tohpati tidak jatuh pada diri saya. Semua cara akan dilakukan Dewa Srana, untuk itu memang saya harus tetap waspada dan akan totalitas,” papar Puntadewa memungkasi obrolannnya dengan Werkudara. ***

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.