Tidak Usah Pikirkan  Mencium  Hajar Aswad  –  (9)

oleh -1519 Dilihat
oleh
Foto || Istimewa
  • Taktis Berhaji di Gelombang II

” SAAT Haji, Hajar Aswad selalu menjadi tempat paling padat di sudut Ka’bah. Setiap menit, tak pernah sepi dari jamaah. Sebelum dan selesai tawaf, mereka berdesak-desakan, bahkan tak jarang sampai dorong-dorongan demi mencium batu yang dalamnya. Seyogyanya, tak usah pikirkan untuk mencium Hajar Aswad. Sesungguhnya mencium Hajar Aswad itu hukumnya bukan wajib, hanya dianjurkan apabila memungkinkan. “

SETELAH  10 Dzulhijjah sukses lempar Aqobah, – 11 Dzulhijah sukses lempar jumrah Ula, Wusta, Aqobah, dan 12 Dzulhijah juga sukses, para jamaah (nafar awal) akan kembali ke pondokan Makkah. Masih ada beberapa rukun haji yang harus dilaksanakan, yakni Tawaf Ifadah,  Sai dan Tahalul.

Diketahui, seusai Wukuf di Arafah tanggal 8 Juli 2022, menjelang tengah malam para jamaah berada di Muzdalifah untuk mabit atau bermalam.  Lewat tengah malam sampai subuh para jamaah menuju ke Mina. Tanggal 9 Juli melempar jumrah Aqobah, tanggal 10 Juli melempar jumrah Ula, Wusta dan Aqobah, berikut tanggal 11 Juli melempar  jumrah Ula, Wusta dan Aqobah.

Saat sampai di pondokan Makkah,  segerakan untuk kerjakan beberapa rukun haji itu,  Tawaf Ifadah,  Sai dan Tahalul.

Tawaf ifadah merupakan salah satu dari rukun haji  yang harus dilaksanakan para jamaah. Yakni,  mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi ketika melakukan tawaf ifadah, yaitu suci dari hadas dan najis, baik badan maupun pakaian, menutup aurat.

Tata cara melaksanakan tawaf ifadah yang harus dilakukan oleh para jamaah haji, memulai dari Hajar Aswad disertai dengan niat tawaf ifadah (tawaf rukun) di dalam hati.

Usai berniat langsung mengelilingi Ka’bah, Ka’bah berada di sebelah kiri, sebanyak tujuh kali putaran. Tiga kali dilakukan dengan lari-lari kecil dan empat kali dengan berjalan biasa.

Mungkin di beberapa pelaksanaan manasik, sudah diajarkan bagaimana cara agar memastikan bahwa kita sudah 7 kali memutari Ka’bah. Dengan karet gelang misalnya,  yakni saat memulai Tawaf memakai karet gelang di tangan kanan, dan setiap kali memutar Ka’bah satu persatu karet gelang itu kita pindahkan ke tangan kiri.

Baca Juga :  Semua Masih Dalam Penantian

Dengan cara itu, kita akan yakin bahwa saat Tawah benar-benar telah 7 kali memutari Ka’bah. Ini metoda konvensional, namun cukup praktis, dan membuat kita tidak ragu sudah berapa kali memutari Ka’bah.

Saat sampai di rukun Yamani, jamaah mengusap rukun itu, namun jika tidak sampai cukup memberikan isyarat dengan mengangkat tangan ke arahnya sembari mengucapkan : Bismillahi Allahu Akbar tiga kali.

Melakukan ibadah dengan mengusap Hajar Aswad setelah sampai. Jika tidak bisa, cukup memberikan isyarat dan mengecup telapak tangan dengan membaca : Bismillahi Allahu Akbar tiga kali.

Sebuah Saran

Lagi-lagi hal ini sebagai sebuah saran. Jika saat lempar Jumrah tidak usah pikirkan jam afdol, demikian juga saat tawaf, seyogyanya tidak usah pikirkan untuk  mencium Hajar Aswad.

Tak dipungkiri memang, semua yang datang ke Masjidil Haram, termasuk saat berhaji.  punya keinginan mencium Hajar Aswad. Sebuah ritual yang pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW dan diyakini sebagai salah satu tempat mustajab untuk berdoa.

Saat Haji, Hajar Aswad selalu menjadi tempat paling padat di sudut Ka’bah. Setiap menit, tak pernah sepi dari jamaah. Sebelum dan selesai tawaf, mereka berdesak-desakan, bahkan tak jarang sampai dorong-dorongan demi mencium batu yang dalamnya.

Sebagai objek paling dicari saat di Masjidil Haram, tak heran banyak jamaah yang rela bersikut-sikutan, bahkan sampai menyakiti orang lain untuk mencapai tujuannya. Di beberapa kasus, ada juga yang memanfaatkan keinginan jemaah dengan menjadi ‘calo’ hajar aswad.

Dari berbagai penjelasan,  mencium Hajar Aswad dicontohkan Rasulullah SAW, sehingga menjadi ibadah sunnah. Ibadah tersebut bisa menjadi negatif bila dilakukan dengan cara-cara tidak benar, seperti menganiaya orang lain, apalagi sampai menyakiti orang lain.

Baca Juga :  Kesempatan Yang Langka Bisa Arbain di Nabawi (12- Habis)

Kesimpulannya, tidak perlu memaksakan diri untuk mencium hajar aswad, toh sudah diberi ketentuan cukup dengan takbir dan terus berjalan.

Saat Tawaf mengelilingi Ka’bah hendaknya jangan memaksakan diri mencium batu Hajar Aswad. Kondisinya sangat tidak memungkinkan. Alias sangat padat sehingga dapat membahayakan keselamatan jamaah itu sendiri.

Sekali lagi, tidak dipungkiri kalau sudah berada di sana memang keinginan untuk mencium Hajar Aswad begitu menggebu, sampai-sampai untuk melaksanakan itu perlu sikut jamaah haji lainnya.

Bahkan ada cerita, ada orang yang sampai mau memberikan uang kepada seorang joki yang menawarkan jasa cium Hajar Aswad supaya dapat mencium batu itu dengan mudah. Walaupun pada akhirnya tak sedikit jamaah tertipu dan uangnya pun hilang lenyap tak berbekas.

Sebagai muslim, sebaiknya perbuatan itu jangan ditiru.  Sebab selain tergolong tindakan suap, perilaku itu sesungguhnya sangat tidak baik. Pertanyaan sederhana saja, jika di depan Ka’bah saja sudah berani menyuap, bagaimana nanti sepulang dari Haji?

Padahal perlu diketahui, sesungguhnya mencium Hajar Aswad itu hukumnya bukan wajib, hanya dianjurkan apabila memungkinkan.  (Bersambung)

Editor : Daryanto

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.