Tetap Bakoh Komitmen Sesarengan mBangun mBlora Berkelanjutan

oleh -1956 Dilihat
oleh
Foto : dok

TIDAK terasa  jika menilik pasangan ARTYS (Arief Rohman – Tri Yuli Setyowati) yang diusung PKB, PDI Perjuangan, PKS, Perindo dan PAN dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati pada  Jumat Pon (26/2/2021), sedikit waktu lagi, Mas Arief dan Mbak Etik (begitu panggilan akrab dua sosok itu) akan menapaki usia dua tahun  mengarungi “bahtera berjodoh”  dalam memimpin Blora.

Ibarat orang berjodoh – berumah tangga, keduanya mulai merasakan pacoban sejatine wong jejodhoan. Hanya, diyakini menapaki perjalanan bersama selama dua tahun, chemistry sudah terjalin. Meski, rasa kecewa, maaf kadang juga muncul gregeten dan bahkan tidak mungkin saling nggrundel itu akan menjadi bumbu dalam menjalankan tugas keseharian.

Kritik pasti akan datang – terlepas kritik itu mempunyai multi tujuan. Jika Mas Arief – Mbak Atik tidak pandai mengelola kritik itu, jangan-jangan akan memunculkan ketidakcocokan (yang tidak jelas dari sisi mana) semakin meruncing.

Sekedar kilas balik yang arahnya cenderung untuk mengingatkan perjuangan berat pasangan Arief Rohman – Tri Yuli memenangkan di Pilkada serentak 9 Desember 2020, jangan mudah terprovokasi dengan rasanan dan penilaian orang (siapapun). Kalau boleh menyarankan, anggap saja kritik itu pil pahit yang akan membuat badan dan jiwa ini sehat.

Menilik hasil rekapitulasi KPU Blora untuk Pilkada Blora 2020, perolehan pasangan  calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 2, ARTYS (Arief Rohman – Tri Yuli Setyowati) yang diusung PKB, PDI Perjuangan, PKS, Perindo dan PAN mencapai 318.380 suara dari total 533.213 suara sah.

Jika diprosentase perolehan suara itu nyaris mencapai angka 60 persen atau tepatnya 59,71 persen. Ini sungguh-sungguh luar biasa – meski proses raihan itu juga maha berat.

Maksudnya, sekedar mengingatkan, mosok perjuangan berat mulai dari menggapai rekomendasi dan perjuangan keras memperoleh suara  59,71 persen suara saat pemilihan, lantas akan cekcok manakala menghadapi kritik (jenis apapun kritik itu).

Menjadi lumrah, jika dalam keseharian ada sesuatu yang tidak cocok (ini bisa dibicarakan dari hati ke hati) – hanya kembali ke misi awal nawaitu dandan mBlora (mengabaikan dunia perpolitikan)  – mestinya semuanya akan sepakat untuk kembali ke laptop.

Filosofi Jawa

Di dunia ini tidak ada yang sempurna, ini hanya sekedar mengingatkan dengan mengambil sumber fisolofi Jawa – endingnya berharap dan seyogyanya, Mas Arief dan Mbak Etik sepakat bakoh untuk Sesarengan Mbangun mBlora Berkelanjutan.

Baca Juga :  GESEKU Untuk Wujudkan Blora Kabupaten Organik 

Pepiling untuk Mas Arief – Mbak Etik,  lamun sira menek, meneka wit Galinggang, sira bakal ngliwati tataran, lan ngrangkul (ngrungkepi) wit galinggang. Tekan ndhuwur sira bakal ketemu woh, ya wohing galinggang.

Wohing galinggang wiwit saka ing jeroning mancung, ya kuwi manggar, sakwise kuwi dadi bluluk, terus cengkir, deghan, njur kerambil/kelapa. Perangan njaba, sira ketemu apa? Sira ketemu tepes, sing watake enteng. Perangan njero maneh, sira ketemu apa? Sira bakal ketemu batok (tempurung) sing watake atos (teguh dalam prinsip).

Perangan njero maneh, sira ketemu apa? Sira bakal ketemu jatine wohing galinggang. Perangan njero maneh, sira ketemu apa? Sira bakal ketemu banyu ya banyu perwito sari. Ing sak jerone banyu, sira ketemu apa? Sira bakal ketemu rasa, ya jatining rasa (rasa rumangsa). Lamun sira menek maneh, sira ketemu apa? Sira bakal ketemu janur sing tegese jatining nur.

Benar-benar filosofi yang sangat bermakna untuk Kehidupan. Yang dimaksud dengan Wit Galingga adalah Pohon Kelapa. Kenapa pohon kelapa yang dijadikan contoh? Karena Pohon Kelapa itu mulai dari akarnya yang paling bawah sampai ujung daunnya yang disebut janur semuanya bermanfaat. Pohon Kelapa juga sangat kokoh dan kuat tidak pernah roboh.

Kalau kita memanjat Pohon Kelapa maka kita akan mendapatkan buahnya. Kita akan bertanggung jawab, tidak sombong, tidak mudah jatuh, kita ikuti tataran yang ada dalam batang kelapa itu, kita akan selalu terus ke atas, kita akan memanjat dengan hati-hati sampai ke atas.

Buah kelapa menggambarkan secara kronologis kehidupan manusia   dari mulai manggar diibaratkan janin, bluluk bermakna bayi, cengkir bermakna balita, deghan bermakna remaja, dan kerambil/kelapa bermakna dewasa. Falsafah ini memberi pencerahan makna hidup manusia yang harus dijalankan secara hati-hati, dari mulai janin sampai dewasa.

Karena pada setiap tahapan tersebut bisa saja terjadi musibah dari yang kecil sampai meninggal dunia.  Untuk itu kehati-hatian ini harus dijabarkan dalam mempersiapkan diri pada hidup dan kehidupan di dunia.

Dalam memanjat pohon kelapa, kita mesti bekerja keras, hati-hati dan disiplin menelusuri tataran pohon kelapa untuk mencapai puncak hingga dapat menggapai buah pohon kelapa yang dapat diambil kemanfaatannya.

Baca Juga :  Mengulik Visi Misi ABDI dan ASRI di Pilkada Blora : Siapa Yang Perhatikan Kaum Perempuan ?

Artinya, dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, kita harus memiliki niat yang baik, bekerja keras, mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku – baik peraturan-peraturan dunia maupun akhirat – dan hati-hati untuk mewujudkan kesejahteraan, ketentraman, kedamaian, dan kemakmuran kita, masyarakat dan bangsa.

Satu lagi, Melok nanging ojo Nyolok. Maksudnya, boleh saja perilaku selalu tampil beda, tapi jangan terlalu mencolok. Melok (tampak) adalah wajar, sedangkan nyolok (terlalu tampak), sudah berlebihan.

Artinya, orang hidup dalam kewajaran atau kesederhanaan. Hidup tidak bersikap menonjolkan kelebihan kita, kelebihan dalam bidang kekayaan, bidang kepandaian, bidang wewenang dan kekuasaan.

Menjadi sebuah fakta,  Sejumlah prestasi diraih Blora di kepemimpinan Arief – Etik. Berbagai prestasi itu, sebut saja angka kemiskinan di Blora turun dari 12,39 % menjadi 11,53 %.

Sebenarnya hasil itu belum memenuhi target, dimana  Target penurunan kemiskinan di Blora tahun 2022 mestinya di angka 11,4 %.  Untuk itu di  tahun 2023 diharapkan angka kemiskinan di Blora bisa turun secara signifikan.

Yang paling gres,  Blora berhasil  menorehkan prestasi di tingkat nasional. Yakni  menerima Innovative Government Award ( IGA )  2022 dari Kementerian Dalam Negeri sebagai Kabupaten Sangat Inovatif.

Meski belum keseluruhan, masyarakat Blora saat ini sudah bisa merasakan dalane dadi alus, banyune lancar terus. Semua masih butuh proses, dan kemungkinan “kesempurnaan” itu bisa terwujud hingga di tahun 2029. Terlebih pasca itu kepemimpinan di Blora terus berkelanjutan.  ( Daryanto –  berbagai sumber )

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.