BLORA, topdetiknews.com – Selama dua bulan terakhir ini, Dinas PUPR Kabupaten Blora, utamanya bidang Sumber Daya Air (SDA) berkolaborasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Semarang, disibukan dengan penanganan darurat longsoran di sepanjang Sungai Lusi yang mengancam sejumlah rumah warga.
Terakhir, penanganan darurat longsoran dilakukan di bantaran Sungai Lusi Nglawiyan, masuk wilayah Kelurahan Karangjati, Kecamatan Blora Kota.
‘’Tepatnya di sebelah Timur Perumnas kami melakukan penanganan darurat longsoran Sungai Lusi. Pihak Kelurahan dan warga setempat juga terlibat ,’’ jelas Kepala Dinas PUPR Blora, Ir. Samgautama Karnajaya, MT, melalui Kabid Sumber Daya Air (SDA) DPUPR Blora, Surat, ST, MT.
Sebelumnya, BBWS Pemali Juana Semarang berkolaborasi dengan Dinas PUPR Kabupaten Blora melakukan penanganan darurat longsoran Tirtonadi di Kelurahan Mlangsen, juga masuk wilayah Kecamatan Blora Kota.
Menurut Kabid SDA, longsor yang terjadi di Tirtonadi tersebut menyebabkan jalan di Gang Jambu, Kelurahan Mlangsen sepanjang kurang lebih 40 Meter amblas. Akibatnya, akses transportasi di jalan lingkungan Gang Jambu terputus tidak bisa terlewati.
Dikemukakan, karena sifatnya penanganan darurat bencana alam, diharapkan masyarakat setempat ataupun siapapun yang tergerak untuk membantu bisa ikut berpartisipasi. Untuk rencana penanganan permanennya, dari Dinas PUPR sudah mengusulkan anggarannya di APBD tahun 2023. Harapannya, semoga usulan tersebut disetujui.
Terus Bertambah
Diketahui, terus bertambah rumah warga di wilayah Blora Kota, tersebar di sejumlah Kelurahan, rata-rata berada di bantaran sungai Lusi yang terancam longsor.
Rinciannya, selain 6 rumah di wilayah Kelurahan Tambahrejo, saat ini juga ada 1 rumah di RW 5, Kelurahan Bangkle yang terancam longsor dan berpotensi merembet ke beberapa rumah yang ada di sekitarnya. Longsor juga terjadi di kawasan Tirtonadi.
Di Kelurahan Tambahrejo, sedikitnya ada empat rumah warga yang berada di bantaran sungai Lusi terancam longsor. Jika tidak ada penanganan segera tidak menutup kemungkinan rumah-rumah warga itu akan ambrol. Perkembangan terakhir bahkan ada tambahan dua rumah, sehingga total ada 6 rumah.
Menurut Kepala Kelurahan Tambahrejo, Marthin Ukie Andhana,SE,M.Si saat ini ada enam rumah warganya, semua berada di pinggiran sungai Lusi terancam ambrol.
Dijelaskan, rumah warga yang terancam ambrol itu diantaranya milik Wiji, Munaji, Sunarti dan rumah milik Nyoman. ‘’Semuanya berada di wilayah RT 4 RW 2 Kelurahan Tambahrejo. Yang paling parah kondisinya rumah milik Nyoman,’’ jelas Lurah Ukie.