Tetap Miris
Dengan jumlah anggota keluarga 10 orang, sebagian besar pernah kontak langsung dengan penderita Covid ternyata juga menjadi persoalan pelik bagaimana mobilisasi ke Labkesda di Kelurahan Mlangsen – sebelah Barat Tirtonadi.
Mau memakai Grab mobil ragu jangan-jangan nanti kepergian saya dengan keluarga ke Labkesda menyebar ke seantero Blora. Padahal kepergian saya dan keluarga ke tempat itu belum pasti positif Covid – melainkan ingin cek (swab) apakah terpapar atau tidak. Sementara mau meminjam mobil keluarga saya putuskan jangan, sebelum semuanya jelas.
Singkat cerita, dengan memakai motor dan mencari jalur yang sekiranya tidak ada orang yang memergoki, saya dan keluarga memasuki ruang antrian di Labkesda. Acung jempol, di lokasi itu protokol kesehatan benar-benar disiplin, mulai penataan tempat duduk dan lain-lain.
Sempat merinding juga manakala seorang petugas dengan pengeras suara mengumumkan, bahwa pelaksanaan swab akan dimulai sesuai antrian. Dipesankan, agar para peserta swab santai, tidak usah melawan saat petugas mengambil lendir di hidung – karena dikhawatirkan akan bisa menimbulkan luka.
Begitu juga saat memasuki sebuah ruangan yang digunakan untuk pengambilan swab, suasana semakin “menakutkan” saja manakala melihat tiga orang petugas dengan memakai APD lengkap – maaf awam sering menyebutnya seragam mirip astronot.
Hanya saja, sekali lagi, semuanya tidak ada yang perlu ditakutkan. Seluruh anggota keluarga,termasuk balita 9 bulan selesai di swab dan pulang ke rumah dengan cara kembali mencari jalur supaya tidak dipergoki orang .
Dengan harap-harap cemas, enam hari kemudian hasil swab keluar dan alhamdulilah hasilnya semua negatif. Ini benar-benar pengalaman berharga. Petuah dari Lilik kiranya harus dipatuhi dan dijalankan. Jika merasa kontak erat dengan penderita Covid positif, harus segera periksa swab. Ha itu untuk mengetahui kondisi kita. Jangan malah takut. Kewaspadaan dini justru untuk menyelamatkan kita, keluarga dan orang-orang terdekat kita.