- Oleh : Daryanto
MENJADI keharusan dan tidak bisa ditawar-tawar, untuk memoles Blora lebih maju – arahnya untuk peningkatan pelayanan ke masyarakat – adalah data. Karena sifatnya wajib, pimpinan (Bupati/Wakil Bupati), Sekda, Kepala OPD) harus mewajibkan dan menolak laporan dari bawahan yang tidak berbasis data.
Kapan mau memperbaiki stunting, kemiskinan, perbaikan DTKS, peningkatan serapan anggaran, molornya pekerjaan fisik, jika semua tidak berbasis data (disertai kajian). Bahkan, jika ada laporan dari bawah yang tanpa ada sajian data yang tanpa kajian, juga harus ditolak. Perintah selanjutnya, data dan kajian segera laporkan – jika ingin memoles dan memajukan Blora.
Bagi banyak orang, data hanyalah angin lalu yang mungkin hanya merepotkan untuk mendapatkan dan mengelolanya. Tapi jauh diatas fungsi tersebut, data adalah modal mutlak keberhasilan strategi untuk menentukan kebijakan ke arah perbaikan.
Maaf, kayaknya, selama ini banyak sekali dalam lingkup tugas pemerintahan yang berjalan tanpa data, baik yang bersifat masa lalu (past), hadiah (saat ini) atau masa depan (future). Jadi hampir bisa dikatakan jalannya sebagian sistem pemerintahan selama ini berjalan tanpa pedoman (guidence) atau meraba-raba alias BUTA!!
Padahal dengan data kita bisa menaklukan persoalan yang ada. Kita bisa mengalahkan siapapun pesaing kita, atau untuk mengejar ketertinggalan – yang alurnya untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem layanan kepada masyarakat.
Pengalaman di Kabupaten Wonogiri, jika ada bawahan lapor ke atasan tanpa membawa data – akan mentah-mentah ditolak pimpinan. Endingnya, segera susun data disertai kajian, baru laporan. Jika di Wonogiri bisa, kenapa di Blora tidak ? Pasti bisa.
Pengertian Data
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti “sesuatu yang diberikan“. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.
Intinya data itu adalah suatu fakta-fakta tertentu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu keputusan. Perpaduan antara orang, fasilitas, teknologi media, prosedur dan pengendalian yang bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi yang berguna sebagai dasar bagi pengambilan keputusan yang tepat, disebut dengan sistem informasi.
Sejumlah Permasalahan
Mari kita onceki sejumlah persoalan di Blora yang menghambat untuk ndandani. Verifikasi dan Validasi (verval) Data Terpadu Kesejahteraan Sosial ( DTKS ). Selama ini verval DTKS yang merupakan data induk yang berisi data pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial, penerima bantuan dan pemberdayaan sosial, serta potensi dan sumber kesejahteraan sosial, maaf terkesan jalan ditempat.
Hasil Focus Group Discussion (FGD ) dengan Dinsos, terungkap kendala yang ada, operator di tingkat desa kelurahan “lambat” dalam mengupdate data. Sumber persoalan yang gamblang adalah tiadanya honor di tingkat operator.
Terselip informasi bahwa persoalan anggaran untuk operator dilakukan oleh salah satu kabupaten di Jawa Tengah dan tidak ada permasalahan, kenapa Blora tidak melakukan hal serupa ? Segera sajikan data yang valid disertai kajian, jika memang untuk kelancaran update data perlu memberi honor kepada operator, kenapa tidak.
Soal serapan anggaran, persoalan serapan anggaran, tampaknya penyakit lama yang tidak kunjung sembuh. Di awal anggaran berjalan hingga pertengahan minim serapan, baru di akhir anggaran seolah lari estafet, semua tancap gas untuk menyelesaikan anggaran yang ada. Catatan, ada beberapa OPD yang bisa dimaklumi, misalnya yang kegiatannya didominasi kegiatan fisik, karena alasan teknis serapan anggaran akan maksimal di akhir-akhir tahun.
Solusi untuk menyembuhkan penyakit itu, sajikan data, petakan persoalan – onceki permasalahan dan pada akhirnya solusi atau bikin resep yang cespleng untuk menyembuhkan penyakit.
Menjadi kewajiban semua OPD harus melakukan itu, semua harus berbasis datalah. Data tidak akan bermakna apa-apa manakala tidak disertai kajian. Harus berani ngonceki masalah, setelah ketemu akar permasalahan tentu harus ditentukan target kapan memperbaiki atau menyelesaikan permasalahan yang ada. Kata-kata bijak, proyek memang perlu – hanya dibalik proyek wajib disertai proyeksi. *)