” SEMOGA saja apresiasi dari pemerintah terhadap tugas berat para tenaga medis di Blora yang mengandung risiko tinggi di penanganan Covid -19, sedikit bisa menjadi obat keresahan, kenelangsaan dari para dokter dan tenaga medis. Penghargaan luar biasa dedikasi tenaga kesehatan yang sudah berikan sumbangsih kepada bangsa dan negara, bisa melegakan.”
BANYAK cerita “nelangsa” – “ngeres” yang dialami oleh dokter dan para tenaga medis disaat wabah virus Corona atau Covid -19 saat ini. Profesi dokter dan para tenaga medis itu benar-benar menuntut resiko tinggi terutama ketika menghadapi pasien yang terinfeksi Covid -19.
Sesak rasanya manakala mendengar hanya urusan penyediaan tempat isolasi bagi para tenaga medis saja, maaf bukan ingin “maido”, ada suara yang nyaring terdengar, bahwa tengah dicarikan tempat yang murah. Mudah-mudahan, mereka, dokter dan tenaga medis di Blora tidak mendengar bahwa ada pihak-pihak yang “mengatakan” sedang mencarikan tempat yang murah, untuk tempat isolasi mandiri itu.
Semoga saja apresiasi dari pemerintah terhadap tugas berat para tenaga medis yang mengandung risiko tinggi di penanganan Covid -19, sedikit bisa menjadi obat keresahan, kenelangsaan dari para dokter dan tenaga medis. Penghargaan luar biasa dedikasi tenaga kesehatan yang sudah berikan sumbangsih kepada bangsa dan negara, bisa melegakan.
Fakta yang ada di Blora, saat ini jumlah tenaga medis, dan perawat RSUD Blora yang diisolasi, menyusul ada satu orang pasien positif Covid-19 asal Blora Kota (meninggal -red) sempat dirawat selama 12 jam di RSUD setempat, bertambah menjadi 33 orang.
Dari jumlah itu, 3 orang diantaranya masuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan saat ini dirawat di RSUD Blora. Sementara 30 sisanya menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.