” SEMUA ingin reaktivasi Bandara Ngloram sukses. Harapannya, tidak sekedar rog-rog asem – sekejap aktif namun dalam waktu yang tidak lama bandara yang diharapkan akan memacu perekonomian di Blora itu mati suri.”
BANYAK yang bangga meski tidak sedikit pula yang pesimis terkait akhir Oktober tahun ini Citilink akan buka penerbangan Jakarta (Halim) – Blora (Ngloram) PP dengan tarif diperkirakan dibawah Rp 1 juta atau berkisar di angka Rp 900.000.
Semua ingin reaktivasi Bandara Ngloram sukses. Harapannya, tidak sekedar rog-rog asem – sekejap aktif namun dalam waktu yang tidak lama bandara yang diharapkan akan memacu perekonomian di Blora itu mati suri.
Ada lakune ! Begitu orang Jawa menyarankan agar Pembukaan Bandara Ngloram sukses dan berkelanjutan. Yakni bagaimana menciptakan sistem yang membuat pelanggan atau pemakai bandara tidak berkesempatan untuk mengeluh, sebelum penerbangan secara resmi dibuka.
Fakta yang ada, saat ini sudah disepakati akhir Oktober Citilink akan buka penerbangan Jakarta (Halim) – Blora (Ngloram) PP. Direncanakan penerbangan tersebut bisa dibuka seminggu dua kali, yakni Senin dan Jumat dari Cepu – Halim PP. Sedangkan untuk harga tiketnya, diupayakan jatuhnya tidak sampai satu juta rupiah.
Selain itu, Bupati Blora, Arief Rohman menjamin ketersediaan penumpang dan yakin penerbangan akan selalu penuh. Menurutnya, setiap bulan banyak orang dari berbagai wilayah Indonesia yang mengikuti Diklat Migas di Cepu, sementara kabupaten sekitar seperti Bojonegoro, Tuban, Rembang, Ngawi, hingga Grobogan untuk memanfaatkan keberadaan bandara ini. Belum lagi, kolega di Kementerian juga sudah dilobi agar bisa melaksanakan meeting di Cepu, Blora sambil berwisata.
Waspada
Hanya kiranya juga perlu diwaspadai tidak menutup kemungkinan ada pihak-pihak yang berharap Bandara Ngloram gagal. Untuk itu kiranya bisa diupayakan melakukan sesuatu sehingga tidak ada peluang pelanggan atau calon pelanggan mengeluh.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah jadwal penerbangan. Jika direncanakan jadwal penerbangan Senin atau Jumat, mungkin bisa ditinjau ulang, Blora akan menggarap Bandara Halim atau Ngloram ?
Perlu kiranya menyesuaikan jadwal perilaku calon pelanggan. Satu contoh, hari apa mereka akan beraktifitas di Jakarta dan hari apa pula mereka akan beraktifitas di Cepu (Blora). Ini akan menjadi faktor penting untuk menentukan kelangsungan penerbangan Jakarta – Ngloram PP.
Tidak kalah pentingnya adalah persoalan, sudahkan Blora menyediakan angkutan terintegrasi Blora – Bandara, Randublatung – Bandara. Ini merupakan sebuah keharusan, tanpa menggarap angkutan terintegrasi itu, tentu akan muncul banyak peluang para pelanggan Bandara mengeluh. Puncaknya mereka akan enggan lagi menggunakan angkutan udara dari Ngloram.
Persoalan penyediaan angkutan yang terintegrasi itu sebenarnya bisa diatasi dengan cara sederhana. Blora menyiapkan BUMD yang akan mendampingi Angkasa Pura (selaku operator Bandara Ngloram) – koordinasi dan membahas bisnis apa yang bisa dilakukan BUMD Blora dalam rangka menjamin kelangsungan penerbangan di Ngloram.
Semoga dengan cara-cara itu, untuk menggandeng calon pelanggan dari Kabupaten tetangga memanfaatkan keberadaan Bandara Ngloram sangatlah mudah. Jika tidak ada lagi potensi keluhan pelanggan, secara otomatis pula dari Bojonegoro, Tuban, Rembang, Ngawi, hingga Grobogan akan terpikat untuk memanfaatkan Bandara Ngloram sebagai sarana menjalankan aktifitas mereka.
Sekali lagi semua inginkan Bandara Ngloram sukses. Fasilitas yang ada boleh dibilang mumpuni, mulai dari landasan 1600 Meter yang sudah mantap dan beberapa kali uji coba. Terminal sudah jadi, dan penataan halaman serta akses jalan masuk tinggal penyelesaian. Tidak ketinggalan Pertamina juga sudah siap menyediakan pengisian bahan bakar pesawat di bandara. Semoga