”Harus swab,” perintah Lilik waktu itu. Menurutnya, kewaspadaan dini justru untuk menyelamatkan kita, keluarga, dan orang-orang terdekat kita.
Semua berproses ternyata ! Berawal dari nyesek – frustasi hingga akhirnya berupaya ikhlas. Swab menjadi satu-satunya jalan yang harus saya lakukan. Semua demi kebaikan diri sendiri dan keluarga dan teman, sahabat dan relasi.
Jika nanti hasil swab saya atau beberapa anggota keluarga diketahui hasilnya positif, isolasi merupakan satu-satunya kewajiban. Dan jika memang hanya saya yang hasil swab-nya positif, saya akan minta untuk isolasi di Bhakti Padma – semua ini demi keamanan dan kenyamanan keluarga.
Ikhlas itu ternyata mudah diucapkan atau dinasehatkan kepada orang lain. Kenyataannya, menjelang jadwal swab, tetap saja hati ini gundah. Apalagi ternyata rekam jejak saya dan keluarga yang pernah kontak langsung dengan seseorang yang positif Covid juga sudah diketahui seorang bidan di Blora Kota.
Sehingga tetap saja nyesek ketika diinformasikan bahwa saya telah kontak dengan seseorang yang positif Covid. Apalagi pikiran semakin mbruwet manakala diminta data siapa saja yang akan menjalani swab berikut foto copy KK.
Sebuah pengalaman yang membuat hati ini kecil dan bingung, bagaimana menyampaikan kabar dari Lilik Hernanto tentang keharusan swab kepada seluruh anggota keluarga itu. Bagaimana menyusun siasat menyampaikan informasi itu supaya tidak menimbulkan kegaduhan. ( Bersambung)