” BANYAK warga sejumlah desa tersebar di beberapa kecamatan di Blora yang masuk zona rawan kekeringan mulai kesulitan air bersih. Untuk itu, BPBD Kabupaten Blora dan relawannya terus melakukan droping air ke desa-desa yang warganya mulai kesulitan air bersih tersebut. ”
BLORA,topdetiknews.com – Kekeringan ancam sejumlah desa tersebar di beberapa kecamatan di Blora. Untuk atasi warga yang kesulitan air bersih, Pemkab Blora melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora, terus melakukan droping air.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Blora, Sri Widjanarsih, melalui anggota tim Reaksi cepat (TRC) BPBD Kabupaten Blora, Agung, banyak warga di sejumlah kecamatan yang rawan kekeringan mulai kesulitan air bersih. Untuk itu, pihaknya dan relawan terus melakukan droping air ke desa-desa yang warganya mulai kesulitan air bersih.
‘’Pemkab melalui BPBD sudah turun lapangan dengan melakukan droping air bersih ke sejumlah wilayah. Diantaranya ke wilayah Kecamatan Jati, Randublatung, Jati, Cepu. Selasa (1/8/23) rencananya akan melakukan droping air ke wilayah Kecamatan Kunduran,’’ jelas Agung.
Sementara itu, akibat kemarau panjang tahun ini, seorang warga Sono Kidul, Giatno, dibuat kalang kabut dengan sulitnya air untuk tanaman cabainya.
Dia mengemukakan, saat ini 2.000 lubang tanaman cabainya terancam gagal panen. ‘’Terus terang terancam gagal panen, karena tidak ada air untuk ngocor,’’ jelasnya, Senin (31/7/23).
Dikatakan, untuk menanam cabe itu biayanya lumayan besar. Mulai membuat guludan dan mulsa (plastik) dari sisi biaya sudah lumayan besar.
Saat ini, demikian Giatno, mau diesel air dari Embung, air sudah minim, sementara mau diesel dari sungai jaraknya cukup jauh sehingga tidak memungkinkan. ‘’Kalau mau dipaksa sebenarnya bisa, hanya saja biayanya mahal. Dengan jarak 1 Km, harus menggunakan dua diesel sehingga tidak cucuk.’’ Ditambahkan, di wilayahnya akibat kemarau tahun ini belum ada warga yang kesulitan air. ‘’Sampai saat ini belum ada warga yang kesulitan air bersih, tetapi tidak tahu jika seminggu ke depan tidak ada air,’’ jelas Giatno. ***
Reporter : Muji
Editor : Daryanto