” DENGAN memanfaatkan platform aplikasi digital, Pemkab Sumedang dinilai berhasil oleh Presiden dalam penanggulangan stunting. Menurut Presiden Jokowi, 3 tahun lalu stunting di Sumedang 32%, kini turun menjadi 7%. Kapan Blora menerapkan hal itu ? “
WOOW ada kabar yang sangat tidak mengenakan terkait data stunting di Blora. Salah satunya, data yang ada saat ini diduga tidak sesuai yang ada di lapangan. Termasuk ada sejumlah persoalan lainnya.
Untuk itu, hanya ada satu kata, lawan data stunting tidak valid dengan aplikasi SIMPATI (Sistem Pencegahan Stunting). Yakni menerapkan sistem pencegahan stunting terintegrasi. Hal ini sudah diterapkan di Pemkab Sumedang dengan hasil yang sangat signifikan.
Diketahui, di Rakornas Kada dan Forkopimda 2023 baru-baru ini, Kabupaten Sumedang mendapat apresiasi dari Presiden Jokowi, menyusul dinilai berhasil dalam penanggulangan stunting. Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir diminta Presiden memaparkan program penurunan stunting kepada seluruh Kepala Daerah di Indonesia.
Dengan memanfaatkan platform aplikasi digital, Pemkab Sumedang dinilai berhasil oleh Presiden dalam penanggulangan stunting. Menurut Presiden Jokowi, 3 tahun lalu stunting di Sumedang 32%, kini turun menjadi 7%.
Jempol untuk Bupati Blora, Arief Rohman yang ikut hadir di Rakornas itu. Dia nyatakan akan segera mereplikasi model penurunan stunting di Sumedang. Karena sejatinya, cara yang paling efektif untuk replikasi program dengan metoda ATM. Amati, Tiru dan Modifikasi.
Dengan platform aplikasi, Sumedang bisa memantau perkembangan ibu hamil dan anak anak stunting secara langsung real-time, sehingga dapat memberikan pendampingan makanan bergizi secara tepat.
Sekali lagi, tidak ada kata lain lawan data stunting tidak valid dengan aplikasi SIMPATI. Pasalnya, kondisi stunting di Blora sendiri berdasarkan hasil audit di bulan November 2022, masih di angka 21,5 persen.
Mengintip seperti apa penanganan stunting di Sumedang yang dijadikan model penanganan stunting nasional ?
Ini yang dipaparkan Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir. “Apa yang kami lakukan? Intinya kami menggunakan teknologi sebagai tools, yaitu sistem pemerintahan berbasis elektronik. “
Pemerintah Kabupaten Sumedang menggunakan aplikasi Simpati atau sistem pencegahan stunting terintegrasi. Dalam aplikasi tersebut, seluruh pihak dapat memahami cara untuk menekan angka stunting pada anak.
Melalui Simpati, setiap data dari penimbangan berat badan, lingkar kepala, tinggi badan balita dapat terekam dengan baik. Kemudian, masing-masing desa atau kelurahan di Sumedang dapat menuliskan berbagai kendala dalam penurunan stunting dalam aplikasi tersebut.
Simpati, layaknya himpunan data spasial kewilayahan yang dilengkapi dengan data statistik. Terdapat data mengenai desa dengan tingkat stunting tertinggi, kemudian data anak penderita stunting, hingga analisis penyebab stunting dan cara untuk mengurangi stunting di setiap desa.
Di setiap desa ada kendala permasalahan stunting yang berbeda-beda. Kemudian, melalui artificial intelligence Bupati bersama Tim akan memberi rekomendasinya.
Dengan cara itu, penanganan stunting pada setiap desa akan berbeda sesuai dengan akar permasalahan yang dihadapi. Dan dengan berbagai persoalan itu, Pemkab menjadikannya sebagai bagian dari mengkolaborasikan, mengorkestrasikan seluruh komponen yang ada untuk menangani stunting.
Di Blora ? Aplikasi yang diterapkan di Sumedang bukanlah momok yang dibayangkan sulit diterapkan di Blora. Segera amati, tiru dan modifikasi (ATM). Semangat untuk Wakil Bupati Tri Yuli Setyowati, ST., MM., selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Blora. *)