Kepala BKKBN Pusat Kagum Dengan Penanganan Stunting di Blora

oleh -844 Dilihat
oleh
Foto || dok Prokopim Setda Blora
  • Angkanya  Dari 21, 5 Persen Tinggal 7,87 persen

” KEPALA Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Dr. (H.C) Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), menilai penanganan stunting di Blora bagus. Untuk itu pihaknya siap mendorong dan mengawal Blora menjadi kabupaten percontohan tingkat nasional dalam penanganan stunting. “

BLORA||topdetiknews.com –  .Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Dr. (H.C) Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), kagum dengan penanganan stunting di Kabupaten Blora. Untuk itu pihaknya siap mendorong Blora menjadi kabupaten percontohan penanganan stunting di Jawa Tengah, bahkan Nasional.

Kekaguman itu diungkapkan ketika melakukan kunjungan kerja ke Blora, Sabtu (14/5/2022), bersama Anggota Komisi IX DPR-RI, Dr. H. Edy Wuryanto, S.KP., M.Kep.

Di hadapan Bupati, Wakil Bupati, jajaran Forkopimda, OPD terkait, hingga Pengurus TP PKK, IBI, Muslimat, Fatayat, dan GenRe, Dr. (H.C) Hasto yang  mantan Bupati Kulonprogo itu,  menyatakan penanganan stunting di Blora bagus.

“Blora ini penanganan stuntingnya bagus. Kami siap mendorong dan mengawal Blora menjadi kabupaten percontohan dalam penanganan stunting,’’ papar Dr. (H.C) Hasto.

Apalagi, lanjutnya,  angka stunting di Kabupaten Blora yang tahun lalu datanya mencapai 21,5 persen, kini di tahun 2022 berdasarkan hasil penimbangan bayi serentak dilaporkan, stuntingnya hanya 7,87 persen.

Menurutnya, hal itu menandakan adanya kekompakan dari seluruh stakeholder Kabupaten dalam rangka mengeroyok penanganan stunting.

“Karena pada dasarnya, stunting atau gagal tumbuh bagi anak-anak usia nol sampai seribu hari pertama ini adalah sebuah hilir. Sedangkan hulunya atau penyebabnya sangat komplek, sehingga harus melibatkan banyak Dinas, Stakeholders dari berbagai disiplin ilmu,” terang  Hasto.

Baca Juga :  Waspada, Ada Makanan di  Pasar Sido Makmur Blora Yang Mengandung Rhodamin B

Dikemukakan, stunting itu disebabkan oleh tiga faktor. Yakni gizi makanan yang buruk, kesehatan yang tidak terjaga, dan pola pengasuhan yang salah. Akibatnya juga tiga, yaitu badan anak tidak bisa berkembang dengan baik atau tidak tinggi, sakit-sakitan, dan tidak cerdas.

Pihaknya mengajak masyarakat Blora untuk selalu memperhatikan pemberian gizi makanan kepada anak usia satu hingga seribu hari pertama.

“Penuhi kebutuhan vitaminnya melalui buah dan sayur, kemudian setiap hari jangan lupa protein hewaninya minimal telur. Plus nya di Blora ada pusat kelorina, atau berbagai produk turunan dari daun moringa (kelor) yang ternyata mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi. Sehingga cocok untuk penanganan stunting. Kami lihat desa-desa di Blora mulai menggalakkan konsumsi kelor ini, bagus,” ungkap Hasto.

7,87 Persen

Sementara itu, Bupati H. Arief Rohman, S.IP., M.Si., menyampaikan,  angka stunting di Blora berdasarkan data riil penimbangan bayi serentak di 2022 ini memang tinggal 7,87 persen.

Namun demikian, Bupati Arief meminta tim penanggulangan stunting yang dipimpin Wakil Bupati bermitra dengan Dinas Kesehatan, Dindalduk KB, dan TP PKK terus bergerak ke desa-desa agar tidak muncul kasus stunting baru dengan menggalakkan sosialisasi cegah stunting.

Salah satunya menurut Bupati melalui pembentukan Generasi Berencana (GenRe) yang beranggotakan remaja desa.

“Alhamdulillah selain kita galakkan kelor, di Blora ini GenRe -nya juga sangat aktif. Bersama Bunda GenRe, kini sudah ada 2.000 lebih anggota GenRe di Kabupaten Blora.”

Baca Juga :  Gubernur Ganjar :  Berani Potong Bantuan Pemerintah Akan Ditindak Tegas

Mereka memperoleh pemahaman tentang bahaya stunting, bahaya nikah dini, hingga bahaya narkoba. Sehingga bisa menjadi duta hidup sehat, cegah pernikahan dini bagi teman sebayanya. Karena salah satu penyebab stunting adalah pernikahan dini.

Terpisah, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Blora, Hj. Ainia Sholichah Arief Rohman menerangkan, seluruh kader PKK hingga tingkat desa mendapatkan dukungan anggaran dari Pemdes dalam memberikan makanan tambahan cukup gizi untuk balita melalui kegiatan Posyandu.

“Selain itu kita juga aktif melakukan pendataan dan pengawalan ibu hamil. Jangan sampai kehamilannya memiliki resiko tinggi, namun tetap sehat hingga melahirkan dan menyusui. Kita ingin program Pak Bupati tentang Blora New Zero Stunting bisa tercapai. Jangan ada lagi kasus stunting baru yang muncul,” jelas Hj. Ainia. *)

Reporter : Muji
Editor : Daryanto

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.