Tak Sengaja
Setelah menikah dan pindah ke Pati, dia menemukan ide membuat lukisan dari kantong plastik. Ide itu muncul tak sengaja setelah melihat kantong plastik yang terbang di depan rumahnya.
”Saat itu saya duduk di teras. Begitu melihat kantong plastik terbang ke sana kemari, jadi kepikiran. Apalagi plastik bisa berumur sangat lama,” imbuh pria kelahiran 1981 ini.
Dia mulai mencoba, namun berkali-kali gagal. Tapi Jafar tak menyerah. Hingga akhirnya dia menemukan teknik yang pas untuk membuat lukisan dari sampah plastik. Satu lukisan biasanya menghabiskan 100-150 kantong plastik dengan waktu pengerjaan tiga hari hingga seminggu. Harga dipatok mulai Rp 500 ribu hingga jutaan rupiah, tergantung ukuran dan tingkat kesulitan.
”Tingkat kesulitan melukis dengan media limbah plastik lebih tinggi, dibandingkan melukis secara konvensional. Sebab, sekali terjadi kesalahan kecil, sebuah karya tidak bisa tercipta. Kesulitan pada bagian wajah. Kalau lukisan cat kan enak, bisa dikasih warna dasar putih dan dikerjakan lagi. Namun plastik tidak bisa begitu. Sekali cacat ya sudah buat lagi yang baru,” ujarnya.
Bagi yang berminat membeli karya artistik miliknya, bisa bertandang ke rumah Jafar yang dijadikan galeri. Dia juga siap berbagi ilmu bagi siapa pun yang ingin menciptakan lukisan atau karya lain dari limbah.
”Sebulan sekali biasanya anak-anak datang ke sini, saya latih membuat tempat tisu, selongsong perlak, dan lain-lain. Semua limbah digunakan, seperti plastik, ranting, kain, kertas. Apa yang bisa dimanfaatkan, kami gunakan,” kata Jafar. ( SM-red)
>> Artikel ini sudah tayan di Suara Merdeka, 1 Pebruari 2020