Jika Tidak Ada Tsunami Politik, Secara Logika ASRI Sulit Dikalahkan

oleh -153 Dilihat
oleh
Ucapan pelantikan Dewan

Oleh : Daryanto

” POLITIK memang tidak seperti matematika ( 2 x 2 = 4). Hanya menyitir pernyataan seorang teman yang mantan politikus, bahwa kekuatan ASRI di Pilkada Blora 2024 benar-benar full power, sehingga dari sisi manapun akan sulit untuk mengalahkannya. Jika Politik tidak seperti matematika, bisa jadi 2 x 2 tidak sama dengan 4. Melainkan 2 x 2 hasilnya 8. ”

Bupati Blora

DUKUNGAN partai politik kepada pasangan Arief Rohman – Sri Setyorini (ASRI) untuk mengikuti Pilkada Blora 2024 terus bertambah dan semakin full power. Terbaru, Kamis (22/8/2024) lalu, Partai Hati Nurani (Hanura) dan Partai Amanat Nasional (PAN) positif merapat.

Dengan merapatnya Partai Hanura dan PAN tersebut, kini partai politik yang mengusung pasangan ASRI di Pilkada Blora 2024, total berjumlah 10 partai. Rinciannya, PKB, NasDem, PSI, Perindo, Gerindra, Demokrat, Golkar dan PKS. Berikut Hanura dan PAN.

Dukungan Hanura yang memperoleh satu kursi di Pileg 2024 lalu ke pasangan ASRI, kini praktis dukungan legislatif ke pasangan Arief Rohman – Sri Setyorini pun bertambah menjadi 34 kursi atau 75,5 persen dari jumlah total 45 kursi di DPRD Blora.

Tinggal dua partai peraih kursi di DPRD Blora yang belum diketahui sikap politiknya untuk menghadapi Pilkada Blora 2024, yakni PPP ( 3 kursi) dan PDI Perjuangan ( 8 kursi).

Sebelum adanya putusan MK, peserta Pilkada Blora 2024 kemungkinannya ada dua, yakni satu pasang atau calon tunggal jika PPP ikut bergabung dengan ASRI. Dan dua pasang calon akan muncul manakala PPP berkoalisi dengan PDIP.

Setelah putusan MK, besar kemungkinan Pilkada Blora akan diikuti oleh dua pasangan. Yang sudah jelas Arief Rohman – Sri Setyorini dan calon yang akan diusung oleh PDIP (berkoalisi maupun tidak berkoalisi dengan PPP). Bisa jadi sosok Abu Nafi yang disebut-sebut akan berpasangan dengan Andyka, atau bisa jadi PDIP akan memunculkan sosok lain.

Politik memang tidak seperti matematika ( 2 x 2 = 4). Hanya menyitir pernyataan seorang teman yang mantan politikus, bahwa kekuatan ASRI di Pilkada Blora 2024 benar-benar full power, sehingga dari sisi manapun akan sulit untuk mengalahkannya. Jika Politik tidak seperti matematika, bisa jadi 2 x 2 tidak sama dengan 4. Melainkan 2 x 2 hasilnya 8.

Sepakat dengan hasil survei Citra Publik Indonesia (CPI) LSI, yakni jika tidak ada Tsunami Politik, melawan siapapun pasangan Arief Rahman – Sri Setyorini (ASRI) akan menang mutlak. Survei dilaksanakan pada tanggal 15-20 Juli 2024 dengan menggunakan metode multistage random sampling dan margin of error sekitar 4,8 persen.

Baca Juga :  Terkait Kebakaran Penampungan Minyak Mentah di Plantungan Ini Tanggapan DPRD

Untuk teknik pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka terhadap 440 responden yang dipilih secara acak dan tersebar merata di seluruh Kabupaten Blora. Responden survei ini adalah pemilih berusia 17 tahun ke atas atau yang sudah menikah.

Dati hasil survei tersebut, tampaknya juga tidak terbantahkan bahwa sulit untuk mengalahkan ASRI. Seperti survei yang dilakukan Citra Publik Indonesia (CPI), jelang pelaksanaan Pilkada Blora ( Agustus 2024), petahana Arief Rohman menempati posisi teratas dibanding sejumlah nama di Blora jika maju menandinginya.

Dalam konferensi pers dengan insan media di Blora, di Omah Majapahit, Rabu (07/08/2024) lalu, Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas mengemukakan, jika pemilihan kepala daerah di Blora dilangsungkan saat ini, Arief Rahman memperoleh tingkat elektabilitas tertinggi, yakni 61,4 persen suara. Posisi kedua ditempati oleh Abu Nafi dengan 7,7 persen suara, diikuti oleh Prayogo Nugroho dan Tri Yuli Setyowati yang sama-sama meraih 2,5 persen suara.

Sedangkan Aan Rochayanto dan Siswanto berada di posisi keempat dengan 1,8 persen suara. Sementara itu, kandidat lain yang terdiri sejumlah tokoh di Blora, memiliki elektabilitas dibawah 1,1 persen, dengan swing voter mencapai 16,8 persen.

Dalam survei yang juga menguji simulasi tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati, hasilnya, Arief Rohman-Sri Setyorini unggul dengan 64,3 persen melawan Tri Yuli Setyowati-Abu Nafi yang hanya meraih 7 persen. Prayogo Nugroho-Siswanto berada di posisi ketiga dengan 5,2 persen, dan swing voter sebanyak 23,5 persen.

Dalam simulasi lainnya, Arief Rohman-Sri Setyorini tetap unggul di angka 63,9 persen melawan M. Dasum – Abu Nafi yang memperoleh 8,2 persen, dan Tri Yuli Setyowati-Siswanto dengan 4,3 persen. Swing voter dalam simulasi ini sebesar 23,6 persen.

Merata

Tingkat elektabilitas Arief Rahman merata di berbagai segmen. Berdasarkan gender, Arief Rahman unggul di kalangan pemilih laki-laki (63,2 persen) dan perempuan (59,5 persen). Dari segi umur, Arief Rahman unggul di semua kelompok umur, yaitu 19 tahun kebawah (33,3 persen), 20-29 tahun (71,9 persen), 30-39 tahun (63,1 persen), 40-49 tahun (55,8 persen), dan 50 tahun ke atas (63 persen).

Dari segi pendidikan, Arief Rahman mendominasi di semua level, yaitu pemilih lulus SD atau di bawahnya (57,8 persen), SLTP atau sederajat (61,3 persen), SLTA atau sederajat (67 persen), dan yang pernah kuliah atau di atasnya (77,3 persen). Dari segi pendapatan, Arief Rahman mengungguli kandidat lain di semua kelompok, yaitu pemilih dengan pendapatan di bawah 1 juta (60,1 persen), 1 juta-1,9 juta (63 persen), dan 2 juta atau lebih (61,5 persen).

Baca Juga :  Ketika Bagong Jadi Pengamat Politik

Arief Rahman juga unggul di kalangan pemilih yang berafiliasi dengan organisasi Islam. Di NU, ia memperoleh 64,4 persen, Muhammadiyah 25 persen, dan Persatuan Islam 66,7 persen,” ungkap Hanggoro. Bahkan, di kalangan yang tidak berafiliasi dengan ormas Islam manapun, Arief memperoleh 27,3 persen suara.

Disampaikan Hanggoro, ada lima alasan utama mengapa Arief Rahman unggul dibandingkan kandidat lain. Pertama, popularitasnya yang mencapai 85,2 persen, jauh di atas Abu Nafi yang dikenal oleh 58 persen pemilih, dan Tri Yuli Setyowati yang dikenal oleh 51,1 persen pemilih.

Kedua, Arief Rahman paling disukai oleh pemilih yang mengenalnya, dengan persentase 88,6 persen, disusul Siswanto (86,3 persen) dan Muhammad Ahmad Faishol (85,4 persen). “Mayoritas publik puas dengan kinerjanya sebagai bupati,” tambah Hanggoro.

Dijelaskan, ada sekitar 71,2 persen pemilih menyatakan sangat puas atau puas, sementara 23,4 persen kurang puas atau tidak puas sama sekali.

Keempat, mayoritas publik menginginkan Arief Rahman kembali menjadi Bupati Blora, dengan persentase 74,8 persen. Kelima, publik menilai Pemerintah Kabupaten Blora sangat berhasil atau berhasil mengatasi persoalan masyarakat sebesar 64,7 persen, lebih tinggi dari yang menilai kurang berhasil atau tidak berhasil sama sekali (30,3 persen).

Dengan data ini, menurut Hanggoro, sulit bagi pesaing Arief Rohman untuk mengejar elektabilitasnya, jika tidak ada perubahan signifikan dalam dinamika politik. ***

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.