”Fogging tetap kita lakukan, hanya saja pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara dengan PSN akan menyentuh atau memusnahkan hingga ke telur maupun jentik-jentik nyamuk yang bisa menularkan DBD
208 Kasus
Sekedar diketahui, di tahun 2019 (Januari hingga akhir April), serangan Demam berdarah Dengue (DBD) di Blora mencapai 208 kasus. Tercatat, dari kasus yang ada tiga penderita diantaranya meninggal dunia.
Rincian serangan DBD di Blora di tahun 2019 per bulan, Januari terdapat 98 kasus, Pebruari 76 kasus, Maret 21 kasus dan di April sebanyak 13 kasus.
Untuk 3 penderita yang meninggal dunia masing-masing berasal dari wilayah Kecamatan Kedungtuban, Japah dan Kecamatan Blora Kota.
Senada Dengan Ka Dinkes, Sutik juga mengingatkan warga tetap waspada. Tetap giat melakukan PSN, segera ke dokter jika mendapati ada anggota keluarga yang demam selama 3 hari tidak turun.
Soal fogging, Sutik berpesan, jangan menganggap bahwa jika serangan DBD cukup bisa diatasi dan aman dengan fogging. Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa.
”Jika dilakukan fogging, memang di hari pertama nyamuk akan mati namun esok harinya sudah banyak nyamuk lagi, karena jentik yang sudah membawa virus dengue tidak mati,” terang Sutik.
Disamping itu, lanjutnya, fogging akan menimbulkan efek resisten terhadap nyamuk itu sendiri, belum lagi biaya fogging juga cukup tinggi, yakni satu titik menelan biaya sekitar Rp 1,8 juta hingga Rp 2 juta.
Untuk itu tindakan yang paling tepat untuk pencegahan DBD adalah dengan pemberdayaan saru rumah satu pemantau jentik (Saru Santik). Tindakannya, dalam sepekan meluangkan waktu 5-10 menit untuk melaksanakan Pembasmian Sarang Nyamuk (PSN). (Bagas/B39-red)