” BAPPEDA Blora melalui Bidang Litbang secara intens mulai membahas rencana menghidupkan kembali Loko Tour, paket wisata menjelajah hutan belantara dengan menggunakan kereta api uap buatan Jerman tersebut, Senin (27/5/24). Direncanakan, pembahasannya akan dilakukan FGD lanjutan. ”
BLORA, topdetiknews.com – Menyambut pembangunan Kawasan Cepu Raya yang digagas Mensesneg Pratikno, Pemkab Blora berkolaborasi dengan Perhutani KPH Cepu susun rencana menghidupkan kembali Loko Tour yang selama ini dikelola oleh Perhutani KPH Cepu. Direncanakan, Pemkab akan menggandeng UNS Solo untuk melakukan perencanaan.
Bappeda Blora melalui Bidang Litbang secara intens mulai membahas rencana menghidupkan kembali paket wisata menjelajah hutan belantara dengan menggunakan kereta api uap buatan Jerman tersebut, Senin (27/5/24). Direncanakan, pembahasannya akan dilakukan FGD lanjutan.
Menteri Pratikno yang kelahiran Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur bersama Bupati Blora, H. Arief Rohman berharap Kawasan Cepu Raya nantinya menjadi pusat daya simpul kegiatan perekonomian daerah pinggiran beberapa kabupaten di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Pembangunan Cepu Raya sebagai ibukota kawasan pembangunan dan kegiatan ekonomi akan mencakup Kabupaten Blora, Jawa Tengah; Kabupaten Bojonegoro; sebagian Ngawi dan Tuban. Dan jika konsep Cepu Raya sebagai sebuah gagasan, itu bagaimana Cepu menjadi center daya simpul dari kegiatan perekonomian daerah.
Atas rencana itu, teringat disaat masa jayanya, sebuah lokomotif kereta api uap buatan Jerman yang dipakai untuk mengangkut kayu jati benar-benar menjadi objek wisata di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora.
Andalan Turis
Sejak era pemerintahan Soekarno hingga orde baru, lokomotif uap buatan Jerman tersebut masih menjadi andalan para turis yang datang ke Cepu. Namun sayangnya wisata loko tour yang sempat menjadi andalan Pemkab Blora dan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu tersebut sudah beberapa tahun belakangan ini mangkrak tidak melayani wisatawan yang menyatakan akan naik loko tour berkeliling di hutan jati milik KPH Cepu karena mengalami kerusakan pada mesin serta kerusakan di bantalan rel kereta api.
Saat rapat di Bappeda Blora, Senin (27/5/24), pihak Perhutani KPH Cepu menjelaskan, saat ini dua mesin loko sudah tidak mungkin dioperasionalkan, menyusul rusak dan untuk perbaikan butuh dana yang tidak sedikit. Masih ada satu loko yang menjadi tumpuan untuk menghidupkan kembali Loko Tour.
Kilas balik, rel kereta api yang dilalui loko tour dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1915, saat ini ini kondisinya sudah rusak parah, sehingga jaringan rel kereta api bersejarah itu merupakan tertua di Indonesia. Panjangnya mencapai 300 km khusus untuk sarana transportasi kayu jati gelondongan. ,
Dalam perkembangannya, panjang jalur yang semula 300 km dengan jalan melingkar itu akhirnya mengalami pemangkasan rute sehingga jarak tempuh menjadi 26 km. Bahkan guna melakukan revitalisasi loko tua maupun rel kereta dibutuhkan anggaran hingga 10 miliar lebih.
Belum diketahui pasti, apakah Pemkab Blora akan membantu dana, menyusul loko tour tersebut menjadi primadona bagi Pemda Blora untuk menggaet wisatawan, utamanya turis Belanda yang datang ke Indonesia. Bahkan paket Loko Tour milik KPH Cepu tersebut, termasuk sejarah perkeretaapian di Indonesia ketika Belanda berkuasa.
Keberadaan investor mutlak diperlukan, mengingat total biaya untuk menghidupkan loko tour diperkirakan mencapai Rp 15 Miliar. Karena harus dipahami bersama, dengan kondisi finansial Perhutani yang mengalami keterbatasan, Pemkab Blora wajib untuk menggalang investor. ***
Reporter : Muji
Editor : Daryanto