” SECARA simbolis “Gerakan Kompos Satu Negeri” yang dilaksanakan di halaman Kantor Desa Getas, diluncurkan Bupati Blora, H. Arief Rohman, SIP, Msi. Hadir Forkopimcam Kecamatan Cepu, warga Desa Getas dan pegiat lingkungan di daerah sekitar. ”
BLORA, topdetiknews.com – Dimulai dari Desa Getas, Kecamatan Cepu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Blora akan gencarkan “Gerakan Kompos Satu Negeri” di seluruh pelosok Blora.
Disampaikan Kepala DLH Blora, Istadi Rusmanto, ST., MM, melalui Sekretaris DLH Langgeng Warsito, Kamis (8/6/2023), dalam rangkaian peringatan Hari lingkungan Hidup Sedunia, DLH bekerjasama dengan pemerintahan Desa Getas, Kecamatan Cepu , meluncurkan Gerakan Kompos Satu Negeri Kabupaten Blora.
Secara simbolis “Gerakan Kompos Satu Negeri” yang dilaksanakan di halaman Kantor Desa Getas, diluncurkan Bupati Blora, H. Arief Rohman, SIP, Msi. Hadir Forkopimcam Kecamatan Cepu, warga Desa Getas dan pegiat lingkungan di daerah sekitar.
Selain peluncuran Gerakan Kompos, DLH Blora juga memberikan bantuan satu unit Becak sampah, dan paket pipa untuk peralatan kompos (wadah sampah dapur) kepada Desa Getas.
Diharapkan bantuan tersebut dapat meningkatkan semangat dan kreatifitas dalam melakukan pengelolaan sampah di Desa dan sekitarnya
Di peluncuran itu, Bupati Blora H. Arief Rohman menyampaikan, ke depan isu lingkungan dan pengelolaan sampah menjadi hal yang sangat menarik di tingkat nasional maupun bagi Internasional.
Gerakan Bersama
Dikemukakan, pencanangan pertanian yang ramah lingkungan akan erat kaitannya dengan kompos. ‘’Semoga peluncuran Gerakan Kompos Satu Negeri di Desa Getas menjadi contoh untuk desa – desa lain di Kabupaten Blora dan menjadi gerakan bersama dalam mewujudkan program ramah lingkungan,’’ papar Bupati Arief.
Sementara itu, Sekretaris DLH, Langgeng Warsito menerangkan, “Gerakan Kompos Satu Negeri” merupakan program dari pemerintah pusat yang dalam prakteknya mudah dan sangat bermanfaat.
‘’Jika masyarakat secara sadar melakukan pengomposan secara mandiri hal ini dapat menjadikan usia TPA Blora menjadi lebih lama, karena sampah yang masuk hanya akan berupa residu,’’ terang Langgeng.
Menurutnya, kompos telah dikenal masyarakat sejak lama dan dipakai secara konvensional di berbagai tempat, di desa atau di kota. Bahkan dapat menjadikan lapangan usaha yang dapat mendatangkan keuntungan, yaitu menjadi pupuk organik. Sampah bekas makanan, sayuran dan sebagainya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk bagi tanaman.
Selama ini, sampah yang dihasilkan oleh warga masyarakat Blora umumnya adalah 2 jenis, yakni sampah Organik dan sampah Anorganik. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blora terus aktif mendorong pembentukan TPS3R dan bank sampah di Desa maupun Kelurahan. Hal itu menjadikan gerakan kompos sangat penting peranannya dalam program pengelolaan sampah di Dinas Lingkungan Hidup Kab. Blora.
Diketahui, Sampah organik sisa makanan yang ditimbun di landfill tersebut akan menghasilkan emisi gas metana yang memiliki kekuatan lebih besar dalam memerangkap panas di atmosfer dibandingkan karbon dioksida. Kondisi tersebut mempertegas bahwa pengelolaan sampah organik, khususnya sampah sisa makanan adalah penting dan perlu menjadi perhatian utama. *)
Reporter : Muji
Editor : Daryanto