Oleh : Daryanto
” SEMAR yakin jika sebenarnya Srikandi tidak mempunyai cita-cita menjadi Wakil Manajer sebuah Tim Sepakbola. Hanya saja yang namanya takdir atau Qodarullah, sebagai insan wayang, Srikandi tidak bisa menghindar dari profesi itu. Dan menjadi keharusan dia menjadi Wakil Manajer sekaligus Wasit yang menentukan kemenangan sebuah turnamen.”
SUNGGUH tak disangka, Srikandi, putri kedua Prabu Drupada, tiba-tiba mempunyai profesi baru, yakni sebagai Wakil Manajer sebuah Klub Sepak Bola sekaligus Wasit salah satu cabang olahraga yang digemari oleh banyak wayang.
Meski sebagai pendatang baru, Srikandi benar-benar menjadi sosok Wakil Manajer dan Wasit Sepak Bola yang “menakutkan”. Tidak saja bagi Manajer atau Pemain maupun Suporter Tim Lawan. Srikandi bahkan sangat menakutkan juga bagi Kesebelasan Tim yang dimanajerinya, include dengan Suporternya.
Profesi baru istri Harjuna yang sangat menyukai olah ilmu bela diri dan juga ahli dalam hal memanah itu, tak urung menjadi pembicaraan hangat di jagad Wayang Mbeling . Termasuk menjadi bahan diskusi menarik bagi para Punakawan ( Semar, Gareng, Petruk dan Bagong).
” Kok bisa ya Mer, eh Mar. Ndara Srikandi tiba-tiba menggeluti profesi baru sebagai Wakil Manajer sekaligus Wasit sepakbola,” tanya Bagong kepada Semar, saat para Punakawan mengadakan acara ngopi bareng, di salah satu warung kopi ternama di Negara Amarta.
” Itu sudah kehendak Takdir, Gong. Saya yakin kok, sebenarnya Ndaramu tidak mempunyai cita-cita menjadi Wakil Manajer. Hanya saja yang namanya takdir atau Qodarullah, sebagai insan wayang, Srikandi tidak bisa menghindar dari profesi itu. Dan menjadi keharusan dia menjadi Wasit,” jawab Semar.
Merenung sebentar, Bagong pun lantas mengejar dengan berbagai pertanyaan kepada Semar. ”Mestinya cukup menjadi Wakil manajer, Mar. Baru kali ini saya mendengar ada Wakil manajer sepak bola sekaligus merangkap menjadi Wasit ?”
” Karena turnamen Sepakbola ini tidak seperti turnamen-turnamen sepak bola pada umumnya. Mulai Trophy yang diperebutkan, peserta turnamen, berikut susunan pemainnya, Gong.”
” Lha kenapa Suporter dibuat juga ketakutan. Bukankah yang namanya suporter itu bebas sehingga tidak perlu takut sama Wasit ?”
” Begini,” Semar yang sebenarnya titisan Hyang Ismaya atau Hyang Asmarasanta, sekaligus sebagai penasehat Srikandi berikut suaminya dan juga saudara-saudaranya, mulai menjelaskan tentang semuanya terkait tiba-tiba Srikandi menjadi Wakil Manajer dan Wasit sebuah kesebelasan.
Mulai trophy kejuaraan sepakbola yang diperebutkan, dijelaskan dengan gamblang oleh Semar. Dikatakan bahwa dalam turnamen sepakbola kali ini tropy yang diperebutkan adalah kekuasaan atau jabatan. Dan yang agak lain dengan Turnamen Bola pada umumnya ( Liga I, AFF, AFC, Olimpiade ), dimana pesertanya banyak Tim, kali ini pesertanya hanya Dua Tim Kesebelasan.
Dewi Wara Srikandi, lanjut Semar, menjadi Wakil Manajer Tim dimana pemain-pemain intinya adalah para Ketua Partai yang ada di Amarta yang jumlahnya ada 13. Ditambah dengan sejumlah pemain lainnya, diantaranya diaspora, loyalis, dan sejumlah personil lainnya.
Sementara itu, Tim lawan, terdiri dari 2 Ketua Partai di Negara Amarta, ditambah loyalis dan sejumlah personil dari kelompok tertentu. Termasuk ada pemain yang notabene personil-personil yang bisa berperan ganda manakala ada sebuah turnamen.
” Maaf, saya urun rembug. Mestinya Ndara Srikandi cukup menjadi Wakil Manajer, bukankah Wakil Manajer merangkap Pemain tidak diperbolehkan dalam dunia sepakbola manapun?” Petruk menyela.
” Sudah saya jelaskan di awal, Truk. Turnamen kali ini lain daripada lain dengan Turnamen Bola lainnya, Termasuk Trophy yang diperebutkan juga khususon. Tidak Piala, tidak Uang, melainkan Trophy Kekuasaan. Dan lagi posisi Wakil Manajer yang merangkap Wasit itu secara tertulis tidak diatur,” jawab Semar.
Karena merupakan Turnamen Sepakbola khusus, dan untuk mengamankan posisi, demikian Semar, meski tidak tertulis Wara Srikandi bisa dan harus merangkap menjadi Wasit. Semua itu dilakukan, untuk mengkondisikan para pemainnya, dimana terdiri dari 13 Ketua Parpol di Amarta dan loyalis, untuk bekerja keras saat main di lapangan.
Artinya, karena sudah menjadi kesepakatan para pemain milik Srikandi, demi memenangi pertandingan, harus benar-benar kerja nyata saat bertanding. Tidak hanya asal-asalan, atau mencari selamat dengan sekedar menyandang pemain, terlebih main dua kaki.
” Inilah yang menjadikan Bendaramu Srikandi menjadi Wasit. Supaya bisa mengendalikan permainan, terlebih akan tahu dengan mata kepala sendiri apakah pemainnya bermain asal-asalan, dan bahkan bermain mata dengan Tim sebelah,” jelas Semar.
Menakutkan
Dengan posisi Wakil Manajer sekaligus sebagai Wasit, masih menurut Semar, bendaramu akan menjadi sosok Manajer sekaligus Wasit yang menakutkan. Maksudnya, kalau saja nantinya pemain tidak sepenuh tenaga dan sepenuh hati saat bermain di lapangan, tentu akan mempunyai resiko tersendiri.
” Resikonya Apa Mar,” gantian Gareng menyela.
” Maaf tidak bisa saya sebutkan soal resiko bagi para pemain yang tidak sepenuh hari bermain, apalagi yang main mata, resiko apa yang bakal diterima,” jawab Semar.
” Lantas apa yang menyebabkan Suporter juga dibuat ketakutan dengan Wasit Ndara Srikandi?” Gantian Bagong menyela.
Ketahuilah, Semar dengan tetap sabar meladeni pertanyaan anak-anaknya. Dikemukakan, karena posisinya sebagai Wakil Manajer, Srikandi yang mempunyai watak dominan bersemangat, pemberani, memiliki tekad yang kuat, dan percaya diri, akan tahu persis siapa-siapa suporter yang menjadi pendukung setia Tim-nya.
Termasuk, memetakan, siapa suporter yang benar-benar militan, atau suporter yang hanya sekedar absen muka dengan maksud kalau nanti Tim yang Wakil Manajernya Srikandi menang, bisa ikut menikmati hadiah, berupa proyek atau dalam bentuk-bentuk lain.
Kalau saja, ada suporter atau kelompok suporter hanya sekedar ikut-ikutan, atau bahkan ada suporter yang hanya sekedar cari muka demi tujuan tertentu, tentu Ndara Srikandi sudah mengantongi raport (merah, hijau, kuning) yang implikasinya akan menentukan kebijakannya kelak. ” Pokoknya menakutkan. Silahkan kalau tidak percaya dan mau coba-coba bermain-main di turnamen sepak bola yang spesial ini,” pungkas Semar.
Setelah mendengar penjelasan Semar panjang lebar itu, Bagong yang anak ketiga dari Semar, yang biasanya suka bercanda, lancang, dan suka berlagak bodoh, berubah seratus drajat. Dia tampak diam menunduk, seolah-olah membayangkan banyak hal.
Satu hal yang membuat Bagong masih penasaran namun tidak berani bertanya kepada Semar, adalah siapa-siapa Dekengan Woro Srikandi sehingga dirinya menjadi sosok Wakil Manajer dan Wasit Sepak Bola yang sangat menakutkan, dan diperhitungkan oleh banyak pihak. Bahkan menakutkan bagi Manajer, Pemain, maupun Suporter Tim Lawan dan Timnya Sendiri. ***