- Oleh : Daryanto
” KETUA Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) – Komunitas Politik Luar Negeri Indonesia, sebuah komunitas hubungan internasional terbesar se Asia Tenggara, Dr. Dino Patti Djalal, mengakui, jarang ada Bupati yang punya wawasan luas seperti Bupati Blora saat ini. Biasanya malah Kemenlu cari daerah mana yang siap, ini justru Bupatinya yang aktif membangun komunikasi dengan FPCI. “
ORA eram begitu mengetahui, H. Arief Rohman, S.IP., M.Si. yang nekat temui Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta, semata untuk kemajuan Blora yang dipimpinya sejak 26 Februari 2021 lalu.
Bupati Blora itu berdialog dengan Jose Ramos Horta untuk membuka peluang atau menjajaki kerjasama antara Blora dengan Timor Leste. Ora eram, dengan apa yang dilakukannya, bahkan kalau boleh memberi julukan, Bupati Blora kali ini paling mblandang.
Mblandhang tersebut jangan diartikan negatif, karena memang tidak dalam konteks persaingan. Mblandhang sendiri artinya sesuatu yang sangat cepat, dimana secara leksikal bermakna sesuatu yang lebih dari batas.
Ini kabupaten dengan negara lo, yakni antar kabupaten Blora dengan negara Timor Leste. Dan saat dialog yang dibahas soal penjajakan kerjasama dalam sejumlah hal. Keduanya mendiskusikan peluang kerjasama pendidikan migas hingga perdagangan produk kerajinan kayu jati.
Sekedar mereview, sejak tahun 1992 bupatinya dua kali jabatan, disusul 1999 lagi-lagi bupati dua kali masa jabatan, tahun 2009 kembali bupati juga dua kali jabatan, baru kali ini sejarah tercipta di Blora. Bupatine mblandang. Untuk mengikutinya dijamin akan keponthal-ponthal.
Sekali lagi, jangan karena gething mburu sengit, lantas apa yang dilakukan Bupati Blora saat ini dimaknai kemajon.
Kemajon berasal dari akar kata maju. Kata tersebut mendapat imbuhan ke dan en hingga menghasilkan kata kemajon. Jika diartikan, kemajon adalah melebihi batas.
Kemajon bisa dimaknai positif maupun negatif. Hal ini tergantung pada konteks penggunaannya. Lagi-lagi kalau dalam sebuah kontestasi atau persaingan untuk kepentingan tertentu, itu bisa dimaknai negatif.
Saat bertemu Presiden Jose Ramos Horta, Bupati Arief yang didampingi Wakil Bupati Tri Yuli Setyowati, ST., MM., mendiskusikan peluang kerjasama pendidikan migas hingga perdagangan produk kerajinan kayu jati.
Belum lagi, cukup mencengangkan, Bupati Arief juga melakukan koordinasi dengan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) – Komunitas Politik Luar Negeri Indonesia, sebuah komunitas hubungan internasional terbesar se Asia Tenggara yang dipimpin Dr. Dino Patti Djalal. Hasilnya, FPCI siap bantu percepatan pembangunan Kabupaten Blora melalui program Sister City.
Tidak main-main tim yang ada di FPCI telah melaksanakan studi sejak awal tahun. Tidak hanya studi tentang rencana sister city, namun juga inovasi dan pembelajaran BUMD di luar negeri. Prinsipnya Blora akan dibantu untuk menghubungkan lewat Kedutaan Besar yang ada di Indonesia, maupun KBRI yang ada diluar
Ditunggu realisasinya, karena dengan cara itu Blora akan benar-benar go internasional. Seperti dikemukakan Dino Patti Djalal, berdasarkan studi yang telah ia lakukan, ada beberapa negara yang bisa diajak kerjasama dengan Blora. Seperti Korea, Jepang, China, Uni Emirat Arab, Malaysia, dan Australia.
Dino Patti sendiri mengakui, jarang ada Bupati yang punya wawasan luas seperti Bupati Blora saat ini. Biasanya malah Kemenlu cari daerah mana yang siap, ini justru Bupatinya yang aktif membangun komunikasi dengan FPCI.
Sister City atau kota bersaudara sendiri adalah konsep menghubungkan dua kota di lokasi negara yang berbeda untuk menciptakan koneksi budaya dan kontak sosial antar penduduk.
Awalnya, ini adalah kerja sama antara pemerintah kota di satu negara dengan pemerintah kota di luar negeri, yang tujuannya untuk mengembangkan hubungan persahabatan dan saling pengertian antara negara yang berbeda. Namun kini bergeser ke bentuk kerja sama yang konkrit dan saling menguntungkan.
Di Indonesia aturan terkait sister city ini diatur dalam surat edaran Mendagri No. 193/1652/PUOD pada 26 April 1993. SE ini mengatur tentang tata cara pembentukan hubungan kerja sama.
Di Indonesia konsep Sister City lebih condong ditujukan untuk pembangunan ekonomi, namun bilang lain seperti pendidikan dan budaya termasuk salah satu isu yang penting dalam skema Sister City.
Ada beberapa isu yang menjadi bidang kerja sama Sister City, antara lain, ekonomi, perdagangan, investasi, industri, dan pariwisata, ilmu pengetahuan, teknologi, dan administrasi. Termasuk pendidikan, kebudayaan, kesejahteraan sosial, pemuda dan olahraga, serta bidang-bidang lain yang disetujui kedua belah pihak. *)