- Taktis Berhaji di Gelombang II
” SELAMA menunggu hijrah ke Madinah dan menunggu jadwal pemulangan ke tanah air, nafsu manusiawi ini seyogyanya dihindari, yakni borong oleh-oleh dan mengemas air zam-zam yang berlebihan. Saran ini berkaitan kalau tidak ingin direpotkan dengan barang-barang itu. “
EPISODE ini yang para jamaah haji harus siapkan mental. Setelah 10 Dzulhijjah sukses lempar Aqobah, -11 Dzulhijjah sukses lempar jumrah Ula, Wusta, Aqobah, dan 12 Dzulhijjah juga sukses, berikut juga telah selesai menunaikan rukun haji lainnya (Tawaf Ifadah, Sai dan Tahalul) – hari-hari selanjutnya adalah menapaki rutinitas yang acapkali munculkan kejenuhan.
Ingat, para jamaah haji gelombang II masih ada jadwal di Madinah minimal 9 hari. Untuk jadwal pemberangkatan sudah diatur. Setelah semua rukun haji usai dilaksanakan, sambil menunggu pemberangkatan di Madinah, rutinitas adalah sholat wajib berjamaah di Masjidil Haram.
Selama menunggu hijrah ke Madinah dan menunggu jadwal pemulangan ke tanah air, nafsu manusiawi ini seyogyanya dihindari, yakni borong oleh-oleh dan mengemas air zam-zam yang berlebihan. Saran ini berkaitan kalau tidak ingin direpotkan dengan barang-barang itu.
Ingat ketentuan berat koper besar, larangan membawa barang-barang yang membahayakan penerbangan (termasuk air zam-zam) akan diberlakukan ketat. Acapkali pemandangan banyak barang, termasuk air zam-zam terpaksa dirazia di Bandara Jedah saat pemulangan jamaah haji.
Informasinya dan sudah menjadi ketentuan di setiap musim haji, setiap jamaah haji Indonesia akan diberi jatah 5 liter air zamzam oleh pihak penerbangan saat tiba di Tanah Air nanti.
Karena itu, jamaah dilarang membawa sendiri air zamzam ke dalam pesawat atau memasukkan ke dalam bagasi pesawat yang ditumpangi. Petugas di Bandara Jeddah akan melakukan pemeriksaan dan membongkar koper yang berisi air.
Sekedar merefresh tentang barang bawaan yang ditempatkan di koper besar, tas tenteng. Mumpung, jamaah haji Blora yang masuk gelombang II akhir baru akan berangkat ke tanah suci 30 Juni 2022 mendatang.
Beberapa peristiwa yang terjadi di Embarkasi Surabaya, hendaknya menjadi guru yang sangat berharga.
Diketahui, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya menyita sejumlah barang bawaan calon jamaah haji (CJH) karena tidak diperbolehkan untuk dibawa, menurut aturan penerbangan internasional.
Padahal, barang-barang bawaan yang tidak diperbolehkan dalam penerbangan internasional tersebut sebenarnya sudah disosialisasikan kepada CJH.
PPIH Embarkasi Surabaya paling banyak menyita alat pengisi daya atau power bank yang dibawa CJH. Diantaranya ditemukan sebanyak 10 power bank.
Bahkan salah satu koper milik calon haji yang diamankan ditemukan berisi beras sebanyak lima liter.
Membawa power bank dilarang dalam penerbangan internasional karena tergolong mudah meledak. Jamaah haji tidak perlu membawa beras karena selama berada di Tanah Suci sudah dijamin makanannya.
Belum lagi, peristiwa petugas Embarkasi menyita rokok. Tercatat ada 10 slop rokok yang diamankan. Hal itu dilakukan karena melebihi batas maksimal yang diperbolehkan aturan penerbangan internasional.
Batas maksimal yang diperbolehkan dalam penerbangan internasional hanya sebanyak 200 batang rokok atau 2 slop saja.
Ini yang perlu dipahami oleh para calon jamaah haji yang belum berangkat ke tanah suci. Barang yang sama sekali tidak boleh masuk ke Arab Saudi, salah satunya obat-obatan yang tidak jelas komposisinya.
Sedangkan, obat-obatan dan multivitamin yang mereknya terdaftar di BPOM masih bisa masuk sepanjang dibawa dalam jumlah wajar, yaitu sebatas dua atau tiga strip saja.
Belum lagi petugas Embarkasi juga menyita cobek di dalam tas tenteng. Karena ketentuannya, cobek tidak boleh dibawa di dalam kabin pesawat. Ini dimungkinkan, cobek bisa digunakan tindakan anarkis di dalam pesawat.
Selain cobek, petugas Embarkasi juga menemukan jamaah yang membawa palu, paku, tampar serta barang tajam lainnya. Ada saran, jamaah yang ingin membawa gunting, silet, pisau silakan dimasukkan koper bagasi saja, jangan ditaruh di tas tenteng . (Bersambung)
Editor : Daryanto