Banyak Disorot Terkait Cara “Ngopeni” Tenaga Medis di Blora yang Jalani Isolasi

oleh -2842 Dilihat
oleh
Illustrasi : Istimewa

Prihatin

Hanya dibalik harapan besar seorang Kepala Dinkes Blora Lilik terhadap para tenaga medis itu, yang sekarang terpapar meski hanya 1 yang positif, sementara yang lainnya – 20 orang positif rapid test, sejumlah warga menyatakan prihatin terkait cara pemerintah “ngopeni” para tenaga medis di Blora yang saat ini menjalani isolasi di Hotel Grand Mega.

Terutama soal menu makanan untuk para Pahlawan tenaga medis yang menjadi benteng terakhir penyebaran wabah Corona di Blora, seperti yang dikemukakan Yantinah, seorang warga Cepu yang dirasa kurang pantas dari pemenuhan gizi yang ada.

”Mereka itu pahlawan untuk penanganan Covid di Blora, tetapi diperlakukan yang sangat jauh dari rasa keadilan. Menu makan saat isolasi di hotel, benar-benar jauh dari syarat pemenuhan gizi, sehingga terkesan seolah mereka (para tenaga medis) itu tidak sedang berjuang dan paling beresiko tinggi tertular Covid -19,” ungkap Yantinah, mantan anggota DPRD Blora itu.

Selain itu, lanjut Yantinah, Semua Paramedis perlu Alat Pelinding Diri (APD) yang berkualitas, tidak APD yang abal-abal.

Terkait keprihatinan itu, Kepala BPBD Blora, Hadi Praseno, S.Sos ketika dikonfirmasi menyatakan, bahwa sudah tidak ada masalah. Semua hanya miskomunikasi saja. ”Kemarin sore sudah kita selesaikan dengan pihak hotel dan RSUD Cepu,” jelasnya.

Baca Juga :  Memaknai Pesan Mensesneg Agar Blora Terus Berinovasi

Sementara itu Direktur RSU, dokter Fatkhur Rohman ketika dikonfirmasi mengatakan, bahwa sudah ada koordinasi antara BPBD, RSU Cepu dan hotel. ”Semoga sudah ada perbaikan baik dari sisi pelayanan maupun kualitas menu,” jelasnya.

Terpisah, Djoko Supratno anggota Forum Komunikasi Peduli Covid (FKPC) Blora, mengatakan, bahwa mestinya para tenaga medis yang sedang menjalani isolasi di Hotel, “diopeni” yang murwat dari segi apapun. Termasuk harus diperhatikan menunya selama mereka menjalani isolasi.

”Anggaran juga ada, dan para tenaga medis itu sudah berjuang di garis depan apabila ada warga yang sakit atau terpapar Covid -19. Tidak hanya itu, mestinya yang ada di Klinik Padma, juga diperhatikan cara perawatan dan “ngopeni” para warga yang sedang menjalani di tempat itu,” harap Djoko.

Diketahui, Pemkab Blora anggarkan dana Rp 500 juta untuk tempat isolasi para tenaga medis yang perlu menjalani isolasi mandiri terkait penyebaran Covid -19. Anggaran tersebut disediakan untuk dua hingga tiga bulan ke depan dan akan melihat perkembangan situasi dan kondisi yang ada.

Baca Juga :  Datangkan BPOM Provinsi Edy Wuryanto Berikan Edukasi Keamanan dan Gizi Pangan

Dikemukakan Ketua BPBD, Blora, Hadi Praseno, S.Sos ketika dikonfirmasi menjelaskan, terkait sewa tempat atau asrama untuk tenaga medis atau kesehatan RSUD Blora dan RSUD Cepu dalam penanganan Covid -19.

Mengenai jumlahnya, dikemukakan Hadi, rencana anggaran untuk dua hingga tiga bulan ke depan, sementara Rp 500 juta. ”Melihat perkembangan situasi kondisi. Mudah-mudahan dan semoga Covid -19 segera berakhir,” jelas Hadi Praseno. *)

Penulis : Muji
Editor : Daryanto

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.