” DIBALIK harapan besar seorang Kepala Dinkes Blora, Lilik Hernanto SKM MKes, terhadap para tenaga medis di Blora, dimana sudah ada satu positif Covid, 20 orang lainnya rapid test reaktif, untuk terus semangat melayani warga, sejumlah warga menyatakan prihatin terkait cara pemerintah “ngopeni” para tenaga medis di Blora yang saat ini menjalani isolasi di Hotel Grand Mega. ”
MUNGKIN siapa saja yang melihat (Live)) konferensi pers Pemkab Blora, terkait penyebaran Virus Corona, Selasa (12/05/2020), tentu akan akan “trenyuh” menyaksikan Kepala Dinkes Blora, Lilik Hernanto SKM MKes, yang sempat menangis saat tampil menyampaikan perkembangan kasus Covid-19 di Blora.
Suaranya sempat tersendat, begitu mengemukakan bahwa hingga saat ini sudah 20 tenaga medis di dua RSUD (Cepu dan Blora) yang hasil rapid test-nya reaktif dan tengah menjalani isolasi di dua hotel. Untuk tenaga medis di Cepu menempati Hotel Grand Mega, sementara untuk di Blora juga sudah disediakan hotel.
Kalau tenaga kesehatan yang menjadi korban, demikian Lilik, mau kemana lagi kalau kita sakit. Untuk itu jangan main-main dengan covid, ”tepatnya sudah 21 tenaga medis yang menjalani isolasi. Mereka adalah garda terakhir pertahanan. Siapa lagi yang akan menangani kalau kita sakit. Dua rumah sakit sudah penuh, sementara Klinik Bhakti sudah ada 26 warga yang diisolasi karena rapid test-nya positif.”
Lilik minta kepada para tenaga kesehatan baik yang ada di rumah sakit, puskesmas, bidan desa tetap semangat. ”Kalian jangan takut, karena tenaga kalian banyak dibutuhkan membantu banyak warga. Mereka membutuhkan kita, untuk itu kita arus semangat dan kuat,” pesan Lilik.
”Kalian jangan sakit. Kepada siapa yang akan merawat warga, lakukan sesuai protokol SOP yang ada, supaya tidak tertular.”