BLORA, topdetiknews.com – Potensi wisata di Blora terus menggeliat. Jika di Desa Bangsri, Kecamatan Jepon ada wisata petik buah Semangka, kini ada wisata petik buah Melon kualitas premium di Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong.
Mungkin banyak yang tidak mengira, jika buah Melon kualitas premium varietas Kirani dan Kinanti dapat tumbuh subur hingga berbuah sangat manis di Kabupaten Blora. Nyata adanya, buah melon itu bisa kita jumpai di kebun Agrowisata Asha Farm di Dukuh Sawur, Desa Sambongrejo.
Diam-diam sudah banyak warga masyarakat yang memotret potensi itu, Terbukti, puluhan pengunjung datang langsung ke kebun untuk berwisata petik buah sekaligus belajar tanaman. Hingga merasakan kesegaran buah melon yang jarang dijumpai di pasaran umum ini. Bahkan, Bupati Blora, H. Arief Rohman, S.IP., M.Si., sudah menyempatkan diri berkunjung ke kebun milik Agus Supartoyo itu.
Menurut Agus Supartoyo, pemilik kebun, selama ini sudah ada beberapa rombongan yang datang ke kebunnya. Disebutkan, rombongan pelajar dari SMAN 1 Cepu sudah sempat datang untuk petik buah dan tertarik belajar kebun melon ini.
“Kami ada 3 kebun. Kebun pertama di Desa Pojokwatu belakang rumah, panen bulan lalu. Kini kita panen di kebun kedua yang ada di Sawur, Sambongrejo. Total di kebun kedua ini ada 1500 pohon. Separuh varietas Kirani yang bisa di panen mulai kemarin, separuhnya Kinanti yang akan masuk masa panen 4 Januari nanti,” ungkap Agus.
Untuk masa tanamnya, sampai panen, menurutnya hanya butuh waktu dua bulan. “Untuk varietas Kirani mulai tanam hingga tiba saatnya panen butuh waktu 55 hari hingga 60 hari, sedangkan varietas Kinanti agak lama sepuluh hari dari Kirani, sekitar 65 harian. Satu pohon satu buah agar perkembangannya maksimal,” terang Agus.
Pihaknya mengaku memulai tanam melon ini baru satu tahun dan sudah panen sebanyak 5 kali. “Pemasarannya tidak sampai kirim keluar kota. Untuk Cepu, Blora dan sekitarnya saja sudah habis. Melon ini biasanya hanya dijual di supermarket, tidak ada di pasar umum. Sehingga kita kemas dengan wisata petik buah. Sehingga pelanggan banyak yang datang sendiri. Kadang langsung pesan minta dikirim puluhan buah. Per kilogram dihargai Rp 25 ribu, masih terjangkau dibanding harga supermarket,” lanjutnya.
Untuk benih tanaman melonnya, ia peroleh dari PT. Tunas Agro Semarang. “Benih dari Tunas Agro, pembibitan disini dan ditanam langsung. Penyiraman dengan sistem kelistrikan yang dicampur dengan pupuk cair. Sehingga tidak perlu menyiram manual. Kebun ini di Jawa Tengah baru ada di Semarang dan Blora. Kami ingin membuktikan bahwa Blora yang dikenal panas, dan kering juga bisa untuk berkebun buah,” pungkasnya.
Setibanya di kebun, Bupati yang akrab disapa Mas Arief ini langsung disambut pemilik kebun dan didampingi berkeliling melihat tanaman melon sambil berdiskusi tentang potensi pasarnya yang menjanjikan.
Wisata Edukasi
Saat berkunjung ke wisata petik buah melon itu, Bupati Blora yang akrab dipanggil Mas Arief itu menyatakan tertarik untuk ikut menanam varietas melon seperti ini di kampung halamannya di Banjarejo, Blora. Dengan memberdayakan SDM desa. Menurutnya, kebun melon ini cukup modern, rasanya enak, dan harganya cukup bersaing sehingga petani bisa untung.
Mas Arief juga menyempatkan untuk memetik melon varietas Kirani dan membelahnya langsung di gazebo kebun. Buah melon yang kulitnya putih mulus inipun dibelah dan dalamnya berwarna orange segar.
” Manis, lebih manis ini daripada melon pasaran. Jenisnya juga beda, ini lebih kecil, tidak terlalu besar, tapi segar dan kriuk renyah. Tidak lembek berair. Karena di tanam di dalam green house, jadi bebas hama, dan menyehatkan. Cocok ini dikembangkan di Blora. Bisa juga untuk wisata edukasi anak anak agar lebih suka makan buah,” ucap Bupati.
Menurutnya, wisata buah Melon di Sambong itu menjadi bukti bahwa Blora cocok untuk Buah Lokal Nusantara.
Adalah Eny Purwaningsih, salah satu pengunjung yang juga Kepala UPT Puskesmas Sambong, mengaku senang dan tertarik untuk belajar tanaman melon di Sambongrejo itu.
“Bagus, kebunnya bersih, hujan tidak kehujanan, dan buahnya manis. Tadi saya ambil beberapa buah untuk ditimbang. Rencananya besok mau ajak suami dan anak anak untuk datang kesini lagi. Ini bisa jadi alternatif wisata agro, sekalian untuk promosi GERMAS gerakan masyarakat hidup sehat dengan gemar makan buah,” ungkap Eny.