Awas Serangan DBD di Awal Musim Hujan

oleh -1009 Dilihat
Rembang
Warga Desa Karangmangu melakukan kerja bakti pembersihan sampah yang menyumbat kawasan sungai desa setempat, untuk mengantisipasi munculnya sarang nyamuk penyebab Demam Berdaarah dan Dengue (DBD).

REMBANG, topdetiknews.com – Masyarakat Kabupaten Rembang dimintai mewaspadai potensi serangan Demam Berdarah dan Dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk aedes aegypti. Hal itu seiring mulai intensifnya seluruh kecamatan diguyur hujan deras.

Pemkab Rembang melalui Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) menyerukan beberapa langkah mengantisipasi serangan penyakit itu. Pertama masyarakat diminta melakukan gerakan konvensional dengan pemberantasan sarang nyamuk melalui gerakan Menutup, Menguras dan Menimbun (3M plus).

Kabid Pengendali Penyakit DKK Rembang, Aris Suryono mengungkapkan, langkah lainnya adalah memelihara ikan di tandon air. Hal itu bisa dilakukan warga yang memiliki tempat penanpungan air dengan potensi tinggi menjadi sarang nyamuk.

Menurut Aris, kepekaan para orang tua juga diperlukan untuk melakukan deteksi dini terhadap DBD. Jika memang ada gejala anak mengalami demam tinggi, maka jangan menunda untuk membawanya ke fasilitas pelayanan kesehatan.

“Lakukan gerakan 3M plus pada tempat penampungan atau genangan air. Untuk bayi, pasang kelambu saat tidur di pagi atau sore hari. Termasuk anak-anak diberikan lotion antinyamuk selama beraktivitas di sekolah agar terhindar dari gigitan,” terang Aris.

Baca Juga :  Banyak "Mimpi" Rakyat Blora Terkait Bandara Ngloram

Aris menyatakan, langkah fogging atau pengasapan juga menjadi pilihan bagi DKK jika nantinya ditemukan adanya beberapa penderita pada satu lingkungan sama. Fogging akan dilakukan secara selektif dan tanpa dipungut biaya.

“Bila pemeriksaan klinis maupun laboratorium menunjukkan penderita positif DB, dan di sekitarnya terdapat penderita dengan gejala sama, maka akan dilakukan fogging selektif tanpa dipungut biaya,” imbuhnya.

Berdasarkan data DKK Rembang, sepanjang 2019 kemarin terdapat 102 penderita DBD yang dirawat di layanan kesehatan. Dari jumlah tersebut, tiga penderita di antaranya akhirnya meninggal dunia.

Tiga pasien tersebut berasal dari Kecamatan Gunem, Sale serta Sedan. Kecamatan terbanyak penderita DBD adalah Rembang dengan jumlah 26 penderita. Disusul Kecamatan Lasem 19 penderita, serta Kaliori 10 penderita.

Sementara itu, Pemerintah Desa Karangmangu Sarang menggalakkan kegiatan bersih-bersih sampah di sungai desa untuk mengantisipasi serangan DBD. Sampah-sampah yang banyak menyumpat di kawasan jembatan diangkat ke permukaan.

Baca Juga :  Padmasari: Untuk Masyarakat Blora Sabar Dulu dan Jangan Takut Vaksinasi

“Sungai ini mengalir dari beberapa desa, dan muaranya di Karangmangu. Kerja bakti dengan pemuda, salah satunya untuk mengantisipasi DBD di musim hujan,” kata Kades Karangmangu, Jumali.

Tinggalkan Balasan