Adakah Obat Pandemik Virus Covid -19 ?

oleh -5936 Dilihat
oleh

Oleh : Djati Walujastono

” DISAAT pandemik virus Corona atau Covid-19, para ilmuawan, pembuat obat dan perusahaan kesehatan dikatakan telah berlomba untuk mengembangkan berbagai jenis vaksin, obat, antivirus, antibodi monoclonal (merupakan bagian dari imunoterapi), antibiotik, penguat imunitas, dan kortikosteroid (obat yang yang bisa mengatasi peradangan). ”

PANDEMIK virus Corona atau Covid-19, hinggs  tanggal 5 Mei 2020, di  seluruh dunia yang sudah terinfeksi sebanyak 3.640.692 orang, meninggal sekitar 251.836 orang, dan sembuh 1.192.920 Orang.

Awalnya penyakit Covid-19 ini adalah penyakit epidemik, dimana penyebaran bermula di Wuhan, China, dan negara sekitarnya seperti Hongkok dan Taiwan. Kemudian penyakit ini berubah menjadi penyakit pandemik, dimana tingkat penyebaran penyakit  ini yang paling tinggi. Suatu penyakit dikatakan pandemik apabila sudah menyebar secara cepat ke seluruh dunia dengan tingkat infeksi yang tinggi.

Dengan situasi yang tidak baik ini, para ilmuawan, pembuat obat dan perusahaan kesehatan dikatakan telah berlomba untuk mengembangkan berbagai jenis vaksin, obat, antivirus, antibodi monoclonal (merupakan bagian dari imunoterapi), antibiotik, penguat imunitas, dan kortikosteroid (obat yang yang bisa mengatasi peradangan).

Baca Juga :  Ajukan Dana ke Pusat Untuk Tangani 8  Titik Longsor 

Berbagai upaya  dilakukan oleh perusahaan farmasi atau Industri Litbang baik di Indonesia atau negara-negara lain untuk membuat obat virus Corona. Diantaranya penelitian dan pengembangan obat, vaksin , metode pengobatan dan sejenisnya sebagai berikut:

  1. Remdesivir

Remdesivir adalah obat antivirus, sebuah prodrug analog nukleotida baru, yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Gilead Sciences sebagai pengobatan untuk infeksi penyakit virus Ebola dan virus Marburg, meskipun ditemukan juga aktivitas antivirus yang wajar terhadap virus yang terkait seperti virus pernapasan respirasi, virus Junin (yang menyebabkan penyakit Argentine Hemorrhagic Fever), virus demam Lassa (virus demam berdarah. Jenis itu satu keluarga dengan virus Ebola dan Marburg tetapi jauh lebih mematikan), dan virus kor-MERS.

Remdesivir yang dulunya dipakai untuk mengobati Ebola dan Hepatitis, sekarang di Amerika Serikat di pakai untuk mengobati penyakit pandemik Covid-19. Hasil uji klinis pada pasien Covid-19 yang diterbitkan 29 Aprril 2020 menunjukkan pasien penerima Remdesivir pulih 30 % lebih cepat daripada menggunakan plasebo. Plasebo adalah sebuah pengobatan yang tidak berdampak atau penanganan palsu yang bertujuan untuk mengontrol efek dari pengharapan.

Baca Juga :  Arief Rohman Datangi Dua Kakek Penyelamat Ratusan Penumpang KA Dharmawangsa, Beri Tali Asih

Amerika serikat menyetujui untuk sementara penggunaan Remdesivir sebagai obat dalam penanganan pasien terpapar virus Corona. Hal ini karena saat uji coba ke pasien Covid-19 menunjukkan hasil yang lebih cepat setelah diberi obat tersebut. National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) atau Lembaga Penyakit Infeksi dan Menular Nasional AS menunjukkan bahwa pasien Covid-19 yang telah diberi remdesivir sembuh empat hari lebih cepat daripada yang tidak diberi remdesivir.

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.