Ada Apa Dibalik Ruas Jalan di Wilayah Todanan Yang Longsor ?

oleh
oleh
Foto || dok
Bupati & Wabup

” ADA fakta sebuah ruas jalan rabat beton di wilayah Kecamatan Todanan yang baru-baru ini longsor, diduga tidak menggunakan besi wiremesh. Padahal konon, untuk jalan dengan konstruksi rabat beton pada umumnya, di pekerjaan jalan Dinas PUPR Blora, penggunaan besi wiremesh, wajib hukumnya ( untuk kepentingan kekuatan struktur jalan) . ”

BLORA, topdetiknews.com – Hujan sangat dinanti oleh para petani, dimana mereka berharap dengan adanya hujan itu, bisa segera menggarap lahan pertaniannya. Namun demikian, hujan ( apalagi berlebih ) acapkali menimbulkan petaka – seperti banjir, tanah longsor dan sejumlah persoalan lainnya.

Bupati Blora

Apalagi jika longsor akibat hujan itu membuka tabir kejadian dua atau tiga tahun silam. Seperti halnya, proses pembuangan sampah terkesan ngawur sehingga mengakibatkan banjir. Termasuk menguak tabir adanya jalan longsor di ruas Kedungbacin – Ledok, masuk wilayah Kecamatan Todanan, akibat hujan deras.

Lantas ada tabir apa yang menimbulkan tanda tanya besar dibalik jalan longsor itu ? Menurut penuturan warga setempat, ada yang perlu dipertanyakan mengenai kualitas pengerjaan proyek ruas jalan itu dimana dibangun dengan konstruksi rabat beton sekitar tahun 2021/2022.

Salah satunya, adanya fakta jalan rabat beton yang digunakan diduga tidak menggunakan besi wiremesh. Padahal konon, untuk jalan dengan konstruksi rabat beton pada umumnya, di pekerjaan jalan Dinas PUPR Blora, penggunaan besi wiremesh, wajib hukumnya ( untuk kepentingan kekuatan struktur jalan) .

Baca Juga :  Angka Kesembuhan Covid -19 di Blora Capai 67 Persen

Di pantauan Senin (17/2/2025) lalu, tampak separuh badan jalan ambles dan retak. Di bekas retakan tersebut ternyata tidak ada besi wiremesh ataupun besi dowel (tulang besi sambungan cor). Di lokasi jalan yang longsor itu hanya terlihat bekas sobekan plastik putih yang digunakan untuk dasar pengecoran jalan.

Diperoleh keterangan, longsornya ruas jalan Kedungbacin – Ledok itu terjadi pada Minggu (16/2/2025) lalu, saat hujan deras. Belum diperoleh keterangan, apakah saat ini longsornya jalan itu sudah diperbaiki oleh pihak PUPR atau belum.

Jika misal ruas jalan itu sudah diperbaiki, alhamdulilah. Hanya tabir dugaan bahwa di pengerjaannya tidak menggunakan besi wiremesh, ini yang menimbulkan tanda tanya besar. Sebagai awam ( tidak ahli konstruksi bangunan ) ada pemikiran, mosok bangunan jalan dengan konstruksi rabat beton tidak menggunakan besi wiremesh ?

Diperoleh informasi, dalam proyek jalan PU dengan rabat beton, mestinya wiremesh merupakan komponen penting untuk memperkuat struktur. Tanpa itu, jalan lebih rentan mengalami kerusakan, terutama saat musim hujan.

Sempat “geger” memang adanya jalan longsor di wilayah Todanan, dan di bekas longsoran tidak ditemukan adanya rangka besi wiremesh.

Baca Juga :  P3-TGAI Bisa Bangkitkan Sektor Pertanian

Dari penelusuran di DPUPR, diperoleh keterangan, jalan itu dikerjakan pada tahun 2021. Dari arsip kontrak yang ada, di perencanaannya menyebutkan bahwa pembangunan jalan menggunakan rangka besi.

Pertanyaannya, bagaimana bisa terjadi, saat jalan longsor tidak ditemukan rangkaian besi. Lantas bagaimana fungsi pengawas dari pemerintah maupun dari swasta. Belum lagi ada informasi pula, sebagian dana yang digunakan untuk membangun jalan itu berasal dari pokok pikiran (pokir( salah satu anggota dewan. Wallahu a’lam bishawab. ***

Editor : Daryanto

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.