Penulis : Muji
Editor : Daryanto
” SEBANYAK 229 ibu hamil tersebar di sejumlah kecamatan di Blora jalani rapid test. Hasilnya, 19 diantaranya reaktif. Diharapkan hasil swab PCR-nya nanti semuanya negatif……. ”
BLORA, topdetiknews.com – Hingga saat ini Pemkab Blora melalui Dinkes setempat telah melakukan rapid test terhadap 229 ibu hamil tersebar di sejumlah kecamatan di Blora. Hasilnya, 19 diantaranya hasilnya reaktif.
Kepala Dinkes Blora, Lilik Hernanto SKM Mkes menyatakan, pihaknya berharap semoga bagi 19 ibu-ibu hamil yang hasil rapid test-nya reaktif itu, nantinya hasil swab PCR-nya negatif.
”Mudah-mudahan 19 ibu hamil yang hasil rapid test-nya reaktif itu hasil swab PCR-nya negatif,” tandas Lilik, Rabu (10/06/2020).
Dikatakan, selama ini yang terjadi di Blora, tidak semua orang yang hasil rapid test-nya reaktif diikuti swab PCR -nya positif.
Terbukti, lanjut Lilik, hingga saat ini Dinkes Blora telah melakukan rapid test kepada warga Blora sebanyak 3.449 orang. Dari jumlah itu, hasilnya yang reaktif 312 orang, ”angkanya kurang dari 10 persen.”
Sementara itu, dari 312 orang yang hasil rapid reaktif, hasil test swab PCR-nya positif sebanyak 22 orang. ”Jadi sekali lagi, seseorang yang hasil rapid reaktif tidak mesti hasil swab PCR-nya positif,” tambah Lilik Hernanto.
22 Orang
Lebih lanjut dikemukakan Lilik, bahwa pandemi Covid-19 di Blora dalam dua pekan terakhir ini sudah stagnan dan cenderung trennya menurun. Jumlah angka kesakitan dalam dua pekan terakhir ini trendnya juga menurun. ”Demikian juga penularan langsung terhadap tenaga kesehatan dalam 28 hari terakhir ini juga tidak ada.”
Hingga saat ini masih ada 22 orang warga Blora positif Covid-19 yang masih dirawat. Dari jumlah itu, ada seorang yang sudah menjalani test swab PCR selama 5 kali namun belum juga sembuh.
Untuk yang sudah menjalani 5 kali swab tetapi belum juga sembuh, banyak faktor yang mempengaruhi. Baik soal daya tahan tubuh maupun psikis dari pasien bersangkutan.
”Tenaga medis terus berupaya untuk merawat supaya cepat sembuh. Sementara itu dukungan dari keluarga dan masyarakat juga sangat diperlukan,” pungkas Lilik Hernanto. *)